Home AD

Wednesday, February 01, 2017

PERKUAT SINERGI RISTEK DAN DIKTI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA

Tahun 2017 merupakan tahun yang sangat penting, karena tahun ini merupakan tahun pertengahan periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ketiga (2015-2019) yang merupakan setengah perjalanan dari RPJMN 2015-2019. Agenda RPJMN 2015-2019 adalah memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian dengan berbasis pada Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan Iptek.
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)  hanya akan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan nasional untuk meningkatkan daya saing, jika pembangunan Iptek dan pendidikan tinggi mampu menghasilkan inovasi teknologi, serta sumber daya manusia yang terampil, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus dapat menjadi solusi bagi permasalahan nyata yang dihadapi oleh masyarakat. Untuk itu, maka pemantauan dan penajaman program dan kegiatan yang ‘telah dilakukan’ di 2016 dan ‘akan dilakukan’ di 2017, dengan melibatkan komunitas iptek dan pendidikan tinggi, melalui komitmen dalam pelaksanaan kebijakan dan program/kegiatan prioritas, sangatlah diperlukan untuk mewujudkan kontribusi nyata tersebut.
Berbeda dengan tahun 2016, kali ini Rakernas 2017 untuk pertama kali diselenggarakan di luar Jakarta, di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa pembangunan dan pengembangan Iptekdikti tidak hanya berpusat di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga dapat ditemukan di semua daerah di Indonesia.
Tujuan Rakernas Ristekdikti 2017 adalah
1.  Memperkuat sinergi antara Perguruan Tinggi (Negeri dan Swasta), Politeknik, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIP), Dewan Riset Nasional (DRN), Dewan Pendidikan Tiggi (DPT), Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), Balitbang Kementerian, Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Daerah, BUMN, KADIN, Pusat Penelitian, Industri dan lembaga terkait lainnya,
2.  Melakukan pemantauan dan evaluasi capaian kinerja pembangunan Ristekdikti 2016, serta mempersiapkan pelaksanaan program/kegiatan prioritas 2017,
3.    Menguatkan Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti menuju tata kelola yang efisien, transparan dan akuntabel.
Sekitar 300 peserta Rakernas 2017 dan peserta Pameran Ristekdikti berperan aktif dalam Rakernas di UGM.  Pada Rakernas 2017, juga dipresentasikan (a) Rancangan Peraturan Menteri (Permen) Baru Pemilihan Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan (b) Program Evaluasi Kinerja Professor.
Topik-topik yang juga hangat didiskusikan adalah:
1.      Revitalisasi LPTK dan Peningkatan Kualitas Lulusan Pendidikan Tinggi yang memiliki daya saing,
2.      Revitalisasi Politeknik, 'Science Technology Park (STP)', Pusat Unggulan Iptek (PUI), dan ‘World Class University (WCU),
3.      Revitalisasi LPTK dan Peningkatan Kualitas Lulusan Pendidikan Tinggi yang Memiliki Daya Saing,
4.      Professor Kelas Dunia, Renstra SDM Ristek dan Dikti,
5.      Rencana Induk Riset Nasional dan  Kebijakan Penelitian,
6.      Inovasi Industri ('Model Teaching Industry') dan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT),
7.      Penguatan Kerjasama Internasional Ristekdikti, antara lain dengan melibatkan Dubes Watap RI untuk UNESCO dan 17 Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) dari beberapa Negara akreditasi,
8.      Pembangunan Birokrasi yang Bersih dan Pengawalan Program di Kemristekdikti.
Selain itu pada Rakernas Ristekdikti, 2017, telah dilaksanakan
1.      Pengumuman rencana pelaksanaan Hakteknas 10 Agustus 2017 di Makassar,
2.      Penandatanganan Kerjasama antara 12 Poltek dengan para mitra industrinya,
3.      Peluncuran  aplikasi 'Science and Technology Index (Sinta)'
4.      Pameran Iptekdikti dari perwakilan Lembaga Penelitian Non Kementerian (LPNK): BPPT,  LIPI,  BATAN,  BSN, Perguruan Tinggi dari DI Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.
Rakernas Ristekdikti 2017 dibuka oleh Menristekdikti Mohamad Nasir, pada tanggal 30 Januari 2017, setelah mendengarkan laporan dari Ketua Panitia Rakernas,  Sekretaris Jenderal Ainun Na'im. Sementara malam ramah tamah 'networking gathering' tanggal 29 Januari 2017, dibuka oleh Rektor UGM,  Prof Ir. Dwi Korita, PhD.

Sumber Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Kemristekdikti.

LEMBU GAMA, SAPI HARAPAN MASA DEPAN

Kemandirian pangan terus diupayakan pemerintah termasuk dalam hal swasembada daging. Untuk melihat lebih dekat implementasi hasil riset dan teknologi pada sektor peternakan berupa pengembangan dan pembiakan sapi unggul baru hasil kerja sama Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada dengan PT. Widodo Makmur Perkasa dan University of Liege Belgia, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir meninjau peternakan sapi PT. Widodo Makmur Perkasa di Desa Jambakan, Klaten, Jawa Tengah. Pola hulu hilir yang sudah dijalankan UGM saat ini sangat didukung Kemenristekdikti untuk dapat dikembangkan menjadi pola pemberdayaan baik untuk perkotaan maupun pedesaan agar menggerakan roda ekonomi.
Peternakan sapi kerjasama UGM dan industri tersebut memang ditujukan dalam rangka membangun sebuah Center of Exelence. Dekan Fakultas Peternakan UGM, Ali Agus menyatakan bahwa saat ini sudah lahir 12 ekor generasi pertama persilangan Belgian Blue Cattle dengan sapi Brahman. Kemudian sapi generasi pertama keturunan Belgian Blue ini akan dikawinkan dengan generasi pertama keturunan Brahman dengan pejantan Sapi Wagyu. Hasil ketiga darah keturuan Brahman, Wagyu dan Belgian Blue inilah yang nanti akan dinamakan Lembu Gama, sebagai breed composit ke tiga darah sapi unggul tersebut. Dari keunggulan breed composit ini diharapkan akan lahir sapi-sapi yang adaptif dan produktif pada kondisi iklim tropik basah dari darah tetuanya yaitu sapi Brahman, kemudian juga memiliki daging yang empuk/tender meat (tetua Wagyu) dan ototnya doble (tetua Belgian Blue).
Sapi Gama dengan ciri adaptif-produktif penghasil daging yang empuk dan melimpah inilah harapan kita sehingga akan membantu mencukupi kebutuhan daging sapi di masa yang akan datang. Secara ringkas, kami berharap Lembu Gama akan menjadi produsen daging sapi prime quality (kualitas prima), ungkap Ali Agus. Rektor Universitas Gadjah Mada, Dwikorita Karnawati, menyatakan untuk mendorong kemandirian secara pesat tidak cukup dibutuhkan model kerjasama triple helix saja melainkan harus penta helix. Artinya, kerjasama dalam mewujudkan swasembada daging ini butuh unsur akademisi, pemerintah, industri, masyarakat dan filantropi. "Kedepan, kerjasama ini dapat melahirkan produksi massal, menguatkan jejaring dengan yang lain," ujarnya. Dwikorita juga mengemukakan pihaknya tengah mengembangkan teknologi digital untuk mengurangi kesenjangan kota dan desa di bidang ilmu pengetahuan terutama soal pertanian dan peternakan. Mentristekdikti merasa bangga pada inovasi yang dilakukan UGM ini. Apabila ingin mewujudkan swasembada daging di tanah air, maka kebutuhan sapi yang harus dipenuhi tiap tahunnya meningkat sebesar 3 juta ekor/tahun. "Maka breeding harus kita rencanakan dengan baik. Oleh karena itu melalui Dirjen Risbang kita nanti bisa melakukan konsorsium pengembangan sapi Indonesia," imbuhnya. Kementerian Ristekdikti akan terus mendukung transfer teknologi tepat guna dari kampus yang menyentuh kehidupan ekonomi pedesaan, termasuk dengan menjadikan bisnis hulu-hilir peternakan, yang mampu menjadi total solution menuju penguatan ekonomi masyarakat desa.

Dunia usaha juga harus didorong guna memanfaatkan inovasi tersebut untuk mengembangkan bisnis yang berbasis teknologi. Selain itu, Menristekdikti juga berkeinginan mendorong sarjana masuk desa untuk membimbing masyarakat desa dan mengedukasi teknologi. Usulan program tersebut akan diajukan bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Pemerintah Kabupaten Klaten menyatakan pihaknya siap berupaya membantu pemerintah dalam menjaga kecukupan stok daging sapi dan mengurangi impor. "Kami harap ke depan Klaten dapat menjadi sentra percontohan daging sapi," imbuhnya.