Home AD

Sunday, February 24, 2013

PERIMBANGAN ZAT PENGATUR TUMBUH :



  1. Pada umumnya sitokinin sintetik tidak mendorong atau menghambat pembentukan akar adventif.  Penelitian pada kecambah kacang kapri, sitokinin dengan konsentrasi rendah mendorong pertumbuhan akar, namun pada konsentrasi tinggi adalah menghambat.
  2. Stek daun merupakan bahan yang menarik dalam mempelajari pengaruh timbal-balik antara sitokinin dan auksin.  Hasil penelitian pada pada   tanaman  hias  Begonia  sp.  Yang  diberi  konsentrasi  cukup  tinggi (15 ppm) memacu pertumbuhan tunas, namun menghambat pertumbuhan akar.  Sedangkan auksin dengan konsentrasi tinggi memberikan efek yang berlawanan.
  3. Selanjutnya terdapat interaksi antara auksin dan sitokinin. Pada konsentrasi rendah (2 ppm), IAA mendorong pertumbuhan tunas, sehingga mendukung kerja sitokinin. Sebaliknya, sitokinin pada konsentrasi rendah (0.8 ppm) mendukung kerja auksin, yaitu pertumbuhan akar.
Inisiasi Pembungaan dan pembuahan Pembungaan terjadi karena :
  1. Musim/Kekeringan
  2. C/N ratio (Nisbah C/N)
  3. Penumpukan fotosintat
  4. Tanaman tidak tergantung musim.

PENGATURAN C/N RATIO UNTUK MEMPERCEPAT TANAMAN BERBUAH



Tanaman yang saatnya berbuah, tetapi belum muncul juga buahnya, bisa segera berbuah dengan jalan mengatur keseimbangan C/N ratio dalam tanaman tersebut.  C/N ratio ini mempengaruhi fase vegetatif dan fase reproduktif dalam tanaman.  C adalah jumlah karbohidrat dalam daun dan N adalah jumlah nitrogennya.  C/N ratio tinggi sangat diperlukan untuk pembentukan bunga dan buah.

Dengan C/N ratio yang tinggi maka akan terjadilah penumpukan karbohidrat, yang akhirnya akan terbetuklah bungan dan buah.
C/N ratio ini bisa diatur dengan cara :
1.     Pemangkasan,
2.     Pelilitan/pencincinan/pengikatan,
3.     Pelukaan batang, akar atau umbi,
Pemotesan ujung tunas cabang (pinching)

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN


Parameter  apakah yang harus diamati dan bagaimana cara mengamatinya?
1.    Tinggi tanaman
2.    Jumlah daun
3.     Luas daun
4.    Berat kering tanaman

Mengapa perlu dihitung/ukur ???
1.    Teknologi perhitungan produktivitas yang handal  yang dapat mencakup area yang luas,
2.    waktu yang cepat serta hasil yang cukup akurat.
3.    Dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi yang diinginkan
Pertanian pada dasarnya merupakan sistem pemanfaatan energi matahari melalui proses fotosintesis.
Produksi tanaman budidaya pada dasarnya tergantung pada ukuran dan efisiensi sistem fotosintesis

Indeks Luas Daun (ILD) atau Leaf Area Index (LAI) Laju Asimilasi Bersih (LAB) atau Net Assimilation Rate (NAR)
Laju asimilasi bersih adalah laju penimbunan berat kering per satuan luas daun per satuan waktu. LAB merupakan ukuran rata-rata efisiensi fotosintesis  daun dalam suatu komunitas tanaman budidaya. LAB paling tinggi nilainya pada saat tumbuhan masih kecil dan sebagian besar daunnya terkena sinar matahari langsung. Dengan bertumbuhnya tanaman budidaya dan dengan meningkatnya  LAI, makin banyak daun terlindung, menyebabkan penurunan LAB sepanjang musim pertumbuhan. Laju asimilasi bersih merupakan ukuran rata-rata efisiensi  fotosintesis daun dalam suatu komunitas tanaman budidaya (Gardner et al., 1991).
NAR  yaitu tingkat asimilasi CO2 bersih, yaitu jumlah total CO2 yang diambil tanaman dikurangi dengan jumlah yang hilang melalui respirasi  (Sitompul dan Guritno, 1995).
Laju asimilasi bersih dapat menggambarkan produksi bahan kering atau merupakan produksi bahan kering per satuan luas daun dengan asumsi bahan kering tersusun sebagian besar dari CO2 (Kastono  et al, 2005).

Nisbah Luas Daun (NLD) atau Leaf Area Ratio (LAR)
Suatu peubah pertumbuhan yang dapat digunakan untuk mencerminkan
morfologi tanaman adalah nisbah luas daun (NLD), yaitu hasil bagi dari luas daun  dengan berat kering total tanaman.
Indeks ini mencangkup proses pembagian dan translokasi asimilat ke tempat sintesa bahan daun dan efisiensi penggunaan substrat dalam pembentukan luasan daun (Sitompul dan Guritno, 1995).

Laju Pertumbuhan Relatif (LPR) atau Relative Growth Rate (RGR)
Merupakan pertambahan berat kering tanaman pada suatu waktu tertentu  (Beadle, 1993).
Laju Pertumbuhan Relatif (LPR) merupakan peningkatan berat kering tanaman dalam suatu interval waktu, erat hubungannya dengan berat awal tanaman.
Asumsi yang digunakan untuk persamaan kuantitatif LPR adalah bahwa pertambahan biomassa tanaman per satuan waktu tidak konstan tetapi tergantung  pada berat awal tanaman.
Bahwa keseluruhan tanaman yang dinyatakan dalam biomassa total tanaman dipertimbangkan sebagai suatu kesatuan untuk menghasilkan bahan baru tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).
Tanaman yang tergolong ke dalam tanaman C4 seperti jagung mempunyai LPR yang tinggi, jauh lebih tinggi dari LPR tanaman golongan C3 seperti Theobroma cacao (Sitompul dan Guritno, 1995).

Luas Daun Spesifik (LDS) atau Specific Leaf Area (SLA)
Luas daun spesifik yaitu hasil bagi luas daun dengan berat daun. Indeks ini mengandung informasi ketebalan daun yang dapat mencerminkan unit  organela fotosintesis.
Nilai luas daun spesifik yang semakin besar mengindikasikan  daun semakin tipis dan nilai luas daun spesifik tidak berpengaruh langsung  terhadap bobot biji (Sutoro et al., 2008).
CONTOH:
Produksi jagung nasional meningkat setiap tahun namun hingga kini belum mampu memenuhi kebutuhan domestik sekitar 11 juta ton/tahun, sehingga masih mengimpor dalam jumlah besar yaitu 1 juta ton. Sebagian besar kebutuhan jagung domestik untuk pakan dan industri pakan sekitar 57 persen, sisanya 34 persen untuk pangan dan 9  persen untuk kebutuhan industri lainnya.
Diperkirakan pada tahun 2010 kebutuhan jagung nasional sekitar 21,17 juta ton (Anonim, 2007).

Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi proses fotosintesis. Serapan cahaya matahari oleh tajuk tanaman merupakan faktor penting yang menentukan fotosintesis untuk menghasilkan asimilat bagi pembentukan hasil akhir berupa biji. Cahaya matahari yang diserap tajuk tanaman proporsional dengan total luas lahan yang dinaungi oleh tajuk tanaman.(Rohrig et al., 1999)

susunan daun di dalam tajuk lebih menentukan serapan cahaya dibanding indeks luas daun.
Jumlah, sebaran dan sudut daun pada suatu tajuk tanaman menentukan serapan dan sebaran cahaya matahari sehingga mempengaruhi fotosintesis dan hasil tanaman.
Faktor antara lain populasi, jarak antar barisan dan bentuk tajuk akan mempengaruhi sebaran daun (Stewart et al., 2003).
Sebaran daun dalam tajuk mengakibatkan cahaya yang diterima setiap helai daun tidak sama