Home AD

Wednesday, April 08, 2009

AGROEKOSISTEM TANAMAN HORTIKULTURA





Silahkan Download di sini




MENTIMUN
Deskripsi
Mentimun adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampir setiap negara. Tanaman ini berasal dari Himalaya, Asia Utara, dan meluas ke seluruh daratan baik tropis atau subtropis. Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang seperti ajir atau tali plastik. Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, lunak dan berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m. daunnya berbentuk bulat lebar dengan bagaian ujung yang meruncing berbentuk jantung, kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya. Bunga mentimun berumah satu, karena bunga jantan dan betina letaknya terpisah tetapi masih dalam satu pohon yang sama. Bentuk bunganya mirip terompet dengan mahkota berwarna kuning cerah.
Klasifikasi botani tanaman menitmun adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatohhyta; Sub divisi : Angiospermae; Kelas : Dicotyledonae; Keluarga : Cucubitaceae; Genus : Cucumis, Spesies : Cucumis sativus L.
Di Indonesia tanaman mentimun umumnya diusahakan di dataran rendah, dengan berbagai nama, seperti timun (Jawa), bonteng (Jawa Barat), temon atau antemon (Madura), ketimu atau antimun (Bali), hantimun (Lampung) dan Timon (Aceh). Budidaya mentimun di Indonesia berkembang hampir di setiap propinsi. Pada tahun 2004 luas panen mentimun secara nasional mencapai 50.352 ha dengan produksi 447.716 ton.
Buah mentimun dikonsumsi baik dalam bentuk segar maupun olahan, seperti acar, asinan, dll. Seringkali buah mentimun dimanfaatkan untuk perawatan kecantikan dan pengobatan tradisional, misalnya memperlancar buang air kecil dan menurunkan darah tinggi. Untuk keperluan konsumsi buah mentimun dipanen muda. Ditinjau dari komposisi kimianya, nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor, kalium dan besi di samping vitamin A, B, dan C. Kandungan gizi buah mentimun tiap 100 gr bahan mentah (segar) dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Varietas yang diusahakan
Berdasarkan permukaan kulit buahnya, mentimun dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yakni golongan mentimun dengan permukaan kulit buah yang birbintil menyerupai jerawat terutama di bagian pangkal buahnya dan mentimu krai yang permukaan kulit buahnya halus. Golongan mentimun dengan kulit buah yang berbintil dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
1) Mentimun biasa yang memiliki kulit buah tipis dan lunak. Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua berubah menjadi coklat.
2) Mentimun watang yang dicirikan dengan kulit buahnya yang tebal dan agak keras. Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua menjadi kuning tua.
3) Mentimun wuku yang dicirikan dengan kulit buahnya yang agak tebal. Buah mudanya berwarna agak coklat.

Golongan mentimun dengan kulit buah halus, dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1) Mentimun Krai besar, memiliki buah dengan ukuran besar dan rasa sama dengan timun biasa.
2) Mentimun Suri, memiliki buah yang berukuran lebih besar dibanding mentimun Krai besar dan berbentuk lonjong oval.

Beberapa varietas mentimun hibrida yang komersial dan banyak diusahakan oleh petani adalah Asian star 22, Farmer 368, Hercules 56, Spring swallow, Pretty swallow, Susu S251, Merry Swallow, Shout Swallow. Sedangkan beberapa varietas mentimun OP antara lain Saturnus, Mars, Pluto, Venus dan varietas lokal. Jenis mentimun yang berkembang di daerah adalah kultivar lokal seperti Dawuan, Kasokandel, Brebes, Kairo, Haji Kairo, Madura I, Madura II dan Mentimun Suri.

Agroekosistem
Di daerah tropis, mentimun dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi karena daya adaptasi tanaman pada berbagai iklim cukup tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup (tidak ternaungi) dengan temperatur optimal antara 21oC – 27oC. Lamanya penyinaran, intensitas sinar dan suhu udara merupakan faktor yang penting karena berpengaruh terhadap munculnya bunga betina. Pada kondisi penyinaran lebih dari 12 jam/hari, dengan intensitas penyinaran dan suhu udara yang tinggi, tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga jantan, sebaliknya jika penyinaran kurang dari 12 jam dengan intensitas penyinaran dan suhu rendah, tanaman mentimun lebih banyak memebentuk bunga betina. Tanaman mentimun kurang baik ditanam di musim hujan karena bunganya dapat berguguran sehingga akan mengurangi terbentuknya buah.
Hampir semua jenis tanah cocok untuk ditanami mentimun. Untuk tujuan komersil, sebaiknya lahan yang dipilih adalah lahan yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah antara 6 – 7. apabila tanah bersifat asam, perlu diberi kapur dolomite yang dosisnya ditentukan oleh tingkat keasaman tanah. Mentimun dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1 – 1.000 mdpl, dan biasanya merupakan tanaman yang diikutkan dalam pola pergiliran tanaman. Sebaliknya, mentimun hibrida introduksi umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian antara 1.000 – 1.200 meter dpl. Kelembapan udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun agar hidup dengan baik adalah antara 80-85%. Curah hujan optimal untuk budidaya mentimun adalah 100-200 mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan apalagi pada saat berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga.


BAWANG MERAH
Beberapa faktor iklim yang berperan penting dalam budidaya bawang merah adalah kelembaban, temperatur, cahaya, curah hujan, dan angin. Lokasi yang cocok untuk pertumbuan bawang merah berkisar antar 1-1.000 m dpl. Bawang merah memerlukan tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, gembur, drainase baik, sirkulasi udara yang baik, tidak ternaungi, dan tidak tergenang air. Jenis tanah Grumusol (Vertisol), Regosol (Entisol, Inceptisol), Andosol (Inceptisol) dan Aluvial pada umumnya sesuai untuk budidaya bawang merah, asalkan airnya cukup dan drainase tanahnya baik.
Untuk dapat tumbuh dan menghasilkan umbi yang baik, tanaman bawang merah membutuhkan suhu udara antara 20-30oC, dengan suhu udara optimal rata-rata sekitar 23-25oC. Intensitas penyiaran 12 jam per hari, dan tidak banyak mendung atau naungan, derajat keasaman tanah (pH) untuk tanaman bawang merah berkisar antara 5,5 – 7,5 dengan pH optimal antara 6,0 – 6,8. Tanah untuk menanam bawang merah harus gembur, kandungan bahan organik tanah sedang sampai tinggi (lebih dari 1,5%) dan tersedia air saat pertanaman hingga panen.

CABAI MERAH
1. Iklim.
Curah hujan yang ideal untuk budidaya cabai antara 1.500 – 2.500 mm/th. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga cabai rontok dan tidak tersebuki oleh serangga penyerbuk. Untuk pembungaan yang normal, cabai memerlukan intensi/penyinaran yang cukup banayak. Apabila ternaungi pertumbuhan tanaman akan terhambat yang dicirikan oleh pertumbuhan yang meninggi, daun lemas, batang berair, bunga yang dihasilkan sedikit, umur panen lebih lama, kualitas dan kuantitas produksi berkurang
Lama penyinaran yang dibutuhkan tanaman cabai antara 10 -12 jam sehari. Di Indonesia hal ini dapat terpenuhi karena lama penyinaran di daerah ekuator sekitar 11 jam 53 menih sampai 12 jam 7 menit, sedangkan pada lintang 10 derajat lama penyinaran antara 11 jam 17 menit sampai 11 jam 33 menit. Cabai termasuk tanaman berhari netral artinya dapat berbunga sepanjang tahun baik pada hari-hari pendek maupun hari-hari panjang.
Suhu yangideal untuk budidaya cabai adalah 24 – 28oC. Pada suhu <15oc> 32oC buah yang dihasilkan kurang baik. Suhu yang terlalu dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, pertumbuhan bunga kurang sempurna dan pemangkasan buah lebih lama.
Kelembaban relatif (RH) untuk tanaman cabai sebesar 80%. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman. Suhu dan kelembaban yang tinggi akan meningkatkan intensitas serangan bakteri Pseudomonas solanacearum penyebab layu akar, dan merangsang perkembangbiakan cendawan dan bakteri.

2. Media tanam
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman cabai adalah andosol berwarna gelap (menunjukkan kaya bahan organik) sampai tanah latosol, regosol, ultisol, hingga grumosol. Tanah yang paling sesuai untuk cabai adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu porus serta kaya bahan organik. Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai berkisar antara 5,5 – 6,8 dengan pH optimum 6,0 – 6,5.
Air merupakan unsur yang vital bagi keberhasilan bertanam cabai. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara yang terdapat di dalam tanah, sebagai media pengangkut unsur hara tersebut ke organ tanaman, untuk metabolisme terutama pada proses fotosintesis, serta pengisi cairan tubuh tanaman. Kemiringan lahan yang dianjurkan untuk tanmana cabai sebaiknya antara 0 – 20 drajat. Budidaya cabai merah di lereng bukit/gunung hendaknya memperhatikan kelestarian lingkungan, mencegah erosi, dan mencegah bahaya longsor.

3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik untuk tanaman cabai adalah antara 5 -750 m dpl, dan dibawah ketinggian 1.400 m dpl. Ada beberapa jenis cabai yang dapat ditanam pada ketinggian tertentu dengan pertumbuhan yang optimal.


KACANG PANJANG

Tanaman kacang panjang memiliki daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuh. Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi ± 1.500 m dpl, dan paling baik di dataran rendah. Kondisi iklim yang paling ideal untuk pertumbuhan dan produksi kacang panjang adalah daerah-daerah yang memiliki suhu udara antara 20oC – 30oC, mendapat cukup sinar matahari, pengairan yang cukup, curah hujan tahunan antara 600 – 1.500 mm. Di tempat yang terlindung pertumbuhan tanaman kacang panjang agak lambat dan kurus serta buah yang dihasilkan sedikit.
Tanaman kacang panjang dapat ditanam pada hampir semua jenis tanah. Namun jenis tanah yang paling baik untuk ditanami kacang panjang adalah tanah Andosol, Regosol, Alluvial, Grumosol dan Latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik serta memiliki pH antara 5,5 – 6,5. Pada tanah yang kondisi fisiknya jelek, tanamn mudah terserang penyakit layu (Fusarium phaseoli), sedangkan pada tanah-tanah dengan pH tarlalu basa (diatas pH 6,5) dapat menyebabkan bintil-bintil akar mudah pecah dan daun menguning. Karena tanaman sulit menyerap unsur hara seperti Nitrogen, Besi, Mangan, Seng, Boron dan unsur-unsur lain yang dibutuhkan tanaman.
Jenis kacang panjang yang cukup toleran terhadap tanah asam adalah kacang tunggak, seperti KT1, KT2 dan KT3 yang dianjurkan untuk ditanam di lahan-lahan kering yang memiliki pH asam.


TERUNG

Agroekologi yang sesuai untuk pertanaman terung adalah dataran rendah sampai menengah yang didukung oleh tanah yang subur dan cukup air. Agroekologi yang sesuai untuk pertumbuhan terung adalah:
1) Tanaman terung tumbuh subur di daerah yang curah hujannya sedang (air untuk pengairan cukup), cuaca panas dan beriklim kering, ditanam pada musim kemarau. Dapat juga ditanam dan tumbuh pada musim penghujan, asalkan drainase diatru sebaik mungkin atau selama tanah tidak becek dan tergenang.
2) Dengan intensitas penyiraman yang cukup akan mempercepat proses pembungaan dan pembuahan. Bila tanaman kurang sinar matahari, terlihat pertumbuhannya kurang baik.
3) Selama pertumbuhannya tanaman menghendaki suhu udara antara 22-30oC. Pada suhu tersebut tanaman terung akan dapt tumbuh dengan baik, dan apabila suhu udara tinggi di atas 32oC, maka pertumbuhanya kurang baik yang akhirnya mati.
4) Terung dapat hidup pada semua jenis tanah, tetapi keadaan tanah yang paling cocok adalah tanah jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainasenya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah berkisar antara 5-6, sedangkan tanah yang beraksi masam (pH kurang dari 5) perlu dilakukan pengapuran. Tanmana terung kurang baik dibudidayakan di daerah yang memiliki tanah berstruktur padat, sehingga air tidak mudah meresap kedalam tanha dan menyebabkan tanah menjadi becek, dan tanaman peka terhadap serangan penyakit layu bakteri.
5) Ketinggian tempat, tanaman terung dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran rendah sampai dengan dataran tinggi hingga ± 1000 m dpl.


BUNCIS

Tanamn buncis tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang khusus, sehingga dapt ditanam denganmudah. Oleh sebab itu banyak diusahakan secara sederhana dilahan-lahan pekarangan disamping diusahakan secara luas dan komersial di sentra-sentra produksi. Untuk ditanam dihalaman/pekarangan sebenarnya baik kita pilih buncis yang tidak merambat, sedang pertanaman yang lebih luas dapat diusahakan tanaman buncis yang merambat.
a. Iklim
- Tanah yang cocok bagi tanaman buncis ternyata banyak terdapat di daerah yang mempunyai iklim basah sampai kering dengan ketinggian yang bervariasi.
- Pada umumnya tanman buncis tidak membutuhkan curah hujan yang khusus, hanya ditanam di derah dengan curah hujan 1.500 – 2.500 mm/tahun.
- Umumnya tanaman buncis memerlukan cahaya matahari yang banyak ataru sekitar 400 – 800 feecandles. Dengan diperlukan cahaya dalam jumlah banyak, berarti tanman buncis tidak memerlukan naungan.
- Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buncis adalah 20-25oC. Pada suhu<20oc,>oC banyak polong hampa (sebab proses pernafasan lebih besar dari pada proses fotosintesis), sehingga energi yang dihasilkan lebih banyak untuk pernafasan dari pada pengisisan polong.
- Kelembaban udara yang idperlukan tanaman buncis ±55% (sedang). Perkiraan dari kondisi tersebut dapat dilihat bila pertanaman sangat rimbun, dapat dipastikan kelembabannya cukup tinggi.

b. Media Tanam
- Jenis tanah yang cocok untuk tanamn buncis adalah andosol dan regosol karena mempunyai drainase yang baik. Tanah andosol hanya terdapat di daerah pegunungan yang mempunyai iklim sedang dengan curah hujan diatas 2.500 mm/tahun, berwarna hitam, bahan organiknya tinggi, bertekstur lempung hingga debu, remah, gembur dan permeabilitasnya sedang. Tanah regosol berwarna kelabu, coklat dan kuning, bertekstur pasir sampai berbutir tunggal dan permeable.
- Sifat-sifat tanah yang baik untuk buncis : gembur, remah, subur dan keasaman (pH) 5,5 – 6. Sedangkan yang ditanam pada pH<5,5 style="font-weight: bold;">KENTANG

Seperti kebanyakan tanaman sayuran asal sub tropis lainnya kentang di Indonesia ditanam di daerah dataran tinggi pada ketinggian di atas 1.000 m dpl. Untuk daerah tropis yang berhawa panas kentang hanya cocok ditanam pada datran tinggi antara 1.000-3.000 m dpl, dengan suhu malam hari antra 15-18oC, dan suhu maksimum siang hari sampai 22oC. kisaran suhu yang sesuai untuk tanman kentang di wilayah tropis adalah antara 12 hingga 24ºC, dengan suhu rata rata 22ºC. suhu malam yang dingin kurang dari 18ºC diperlukan pada stadia inisiasi umbi. Curah hujan mencapai 1.500 – 2.500 mm dengan pola curah hujan yang merata sangat sesuai untuk pertumbuhan kentang.
Panjang hari yang relatif lebih pendek di daerah tropis apabila dikombinasikan dengan suhu yang dingi dapat memberi pembentuk dan perkembangan umbi kentang yang baik. Pertumbuhan dan produksi kentang sangat tergantung kepada curah hujan dan penyebarannya selama masa pertumbuhan yaitu antara 200-300 mm tiap bulan atau rata-rata 1000mm selama masa pertumbuhan. Faktro lain yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kentang adalah intensitas cahaya matahari.
Tanah yang sesuai untuk tanman kentang adalah tanah yang solumnya dalam lebih dari 50 cm, gembur, drainasenya bagus, banyak mengandung bahan organik dan cukup hara makro dan mikro. Tanaman kentang dapat tumbuh dengan bai8k pada jenis tanah Lactosol, Aluvial, Regosol dan Andosol, dengan pH berkisar 5-6,5. Untuk pertumbuhan umbi kentang diperlukan suhu tanah rata-rata yang relatif lebih rendah yaitu antara 15-20ºC. Kelembaban tanah yang cocok untuk umbi kentang adalah ± 70%.

KUBIS

Awalnya kubis di Indonesia hanya ditanam di daerah berhawa dingin. Dalam perkembangannya, sekarang kubis sduah mulai banyak ditanam di daerah sejuk bahkan di dataran rendah. Hal ini seiring dengan ditemukannya varietas-varietas baru yang sesuai untuk dataran rendah.
Kol akan tumbuh baik bila ditanam di daerah berhawa dingin seperti di Dieng dan Pengalengan. Temperatru optimum yang dikehendaki antara 15-20ºC. Sedangkan kelembaban yang baik pada kisaran 60-90%. Jika suhu melebihi 25ºC pertumbuhan akan terhambat.
Tanaman kubis yang tidak mengalami musim dingin akan tetap dalam keadaan vegetatif dan menjadi tanaman parennial. Sebagai contoh di Salatiga, Jawa Tengah. Derah tersebut tingginya 565 m dpl dan suhu rata-rata 20 ºC, kol tidak dapat berbunga. Sedangkan di Dieng, Wonosobo yang tingginya 2000 m dpl, kol dapat berbunga dengan baik. Kol termasuk tanbaman yang memerlukan sinar matahari yang cukup. Kol yang ditanam di tempat yang kurang mendapati sinar matahari pertumbuhannya kurang baik dan mudah terserang penyakit.
Besar kecilnya curah hujan akan berpengaruh langsung terhadap ketersediaan air di dalam tanah serta kelembaban tanah. Menanam kubis pada musim hujan lebih menguntungkan, karena adanya air yang cukup.
Untuk pertumbuhannya kubis memang memerlukan cukup banyak air. Untuk beberapa daerah, hasil kubis tidak baik jika ditanam pada musim hujan, karena tanah tidak dapat menyerap air hingga tanah menjadi jenuh. Selain itu serangan penyakit busuk juga menghebat pada musim hujan, terutama pada daerah yang kurang sinar matahari.
Secar umum kubis dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Namun demikian, pertumbuhannya akna ideal bila ditanam pada tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik.
Kubis tidak dapt tumbuh dengan baik di tanah yang sangat asam. Kubis yang ditanam pada tanah ber-pH 4,3, peroduksinya sangat rendah. Keasaman tanah optimum untuk pertumbuhan kubis antara 5,5-6,5 pengapuran dengan kapur pertania dolomit (Mg CO3, CaCO3) dapat menaikkan pH tanah dari asam menjadi agak asam atau netral. Pengapuran juga dapat dengan kapur bangunan (kapur mati) atau CaOH2.

WORTEL

Wortel sesuai untuk di tanam di dataran tinggi pada lahan dengan ketinggian 1.000-1.200 m dpl, pada tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik. Suhu udara dingin dan lembab, suhu optimal untuk pertumbuhan dan produksi umbi antara 15-22 ºC, Intensitas penyinaran minimal 12 jam per ahri dengan tanah pH antara 5,5-6,5.

TOMAT
Tanaman tomat dapat tumbuh baik di datran rendah maupun di datran tinggi, pada lahan sawah atau lahan kering. Namun, tanman ini akan tumbuh lebih baik di daerah pegunungan dengan suhu antara 20-24 ºC dan pengairan yang cukup. Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 5-1.250 m dpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi>750 m dpl. Selama pertumbuhannya, tanamn ini menghendaki temperatur siang hari 24 ºC dan malam hari antara 15 ºC-20 ºC. Faktor temperatur mempengaruhi warna buah. Pada temperatur tinggi (diatas 32 ºC) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak merata. Temperatur ideal untuk pembentukan warna buah tomat yang merata berkisar antara 24 ºC-28 ºC.
Cahaya merupakan faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman tomat. Penyerapan unsur hara terjadi secara maksimum apabila pencahayaan berlangsung selama 12 sampai 14 jam, minimum 8 jam/hari. Curah hujan yang sesuai antara 750-1250 mm/tahun, dengan suplementasi irigasi bila tanaman kekurangan air.
Air sering merupakan faktor pembatas untuk mendapatkan hasil panen tomat yang optimal. Kebutuhan air pada tanaman tergantung pada kombinasi beberapa faktor yaitu jenis tanah, suhu dan stadia tanman. Konsumsi air pada tanaman tomat mengikuti kurva sigmoid. Pada tanaman muda kebutuhan air relatif sedikit, meningkat pada waktu tanaman berbunga, kemudain bertambah banyak dan mencapai maksimum pada waktu kematangan buah karena pada saat itu luas daunnya maksimum. Konsumsi air ini akan stabil selama pematangan buah dan sesudah itu mengalami penurunan.
Tanaman tomat dapat tumbuh dan berproduksi baik pada berbagai jenis tanah, tetapi untuk tumbuh optimal memerlukan tanah yang subur, gembur, sedikit berpasir, kaya bahan organik dan cukup hara makro dan mikro. Jenis tanah latosol, regosol, andosol dan alluvial dengan pH tanah sekitar 5,5-6,5, berdrainase baik sangat sesuai untuk tanaman tomat. Untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur dan berdrainase baik tanah perlu diberi pupuk kandang yang telah matang, antara 5-8 ton/ha dan dibuat bedengan.

BAWANG DAUN

Bawang daun dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, namun paling umum dibudidayakan di datran tinggi antara 900-1700 m dpl. Pada suhu udara 19o-24 ºC, kelembaban udara berkisar 89-90%, dan curah hujan antara .1500 – 2.000 mm/tahun, tanaman ini dapt tumbuh dengan baik. Bawang daun toleran terhadap naungan dan curah hujan yang lebat, sehingga dapt ditanam sepanjang tahun, baik awal musim hujan (bulan Oktober atau pada awal musim kemarau bulan Maret). Penanaman bawang daun di dataran rendah menghasilkan anakan sedikit.
Persyratan tumbuh lainnya yang berpengaruh terhadap eprtumbuhan bawang daun adalah tanah harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tata udara dalam tanah (draenase dan aerasi) baik, dan berapi (Andosol), Latosol, Regosol, tanaman tumbuh lebih baik, tetapi pada tanah lempung yang mengandung pasir, Mediteran, serta Aluvial


Info Lengkap Silahkan di sini