Home AD

Wednesday, April 15, 2009

Bagaimana menjaga API SEMANGAT HIDUP tetap berkobar-kobar?

1. Punya tujuan hidup yg jelas

Ada orang yg lumpuh di umur 18 tahun. Dia hanya bisa tiduran tidak bisa berbuat apa2. Dia tidak bisa melihat kebaikan di hidupnya, sehingga makin lama semangat hidupnya pun pudar. Akhirnya, dia stress dan mencoba bunuh diri. Mungkin orang ini kaya raya, mungkin dia pintar, tapi krn tujuan hidupnya tidak ada, dia kehilangan semangat hidup.

Set Goal anda, 1 tahun kedepan, 2 tahun ke depan, bahkan dalam sisa hidup anda.
Bangun pagi, anda akan bersemangat, krn anda tahu hari ini adalah hari dimana anda mengerjakan SMALL STEPS untuk mencapai GOAL anda

Keinginan anda adalah tenaga anda. Bila anda benar-benar menginginkan sesuatu, anda akan benar-benar bertenaga.
Maka inginkanlah, dan bertenagalah
(MT)



2. Selalu belajar hal-hal baru

Istri saya sangat menyukai tanaman. Seringkali dia pergi ke toko tanaman, dan berbincang2 ringan dengan penjaga toko. Saat pulang, dengan penuh semangat, dia bercerita kepada saya. Dia baru belajar, bagaimana dia selama ini salah dalam memberi pupuk, dan kini dia sudah tahu. Dia langsung mempraktekkannya hari itu juga. Dia bersemangat.

Kita akan selalu bersemangat, saat belajar hal2 yang baru. Jangan malas mencoa hal2 baru, jika selama ini belum pernah berkebun, coba berkebun. Anda akan bersemangat.

Rutinitas membunuh semangat.
Jadi, pastikan, tiap harinya anda belajar hal-hal baru.



3. Harus mengalami kemajuan

Salah satu pendiri restoran ayam siap saji pernah membagikan pengalamannya. Ternyata di awal perjuangannya, dia menawarkan resepnya ke investor & setelah + 1000 penolakan, akhirnya dia berhasil. Saat ditanya kenapa tidak menyerah padahal sering ditolak?

Jawabnya, “Saat ditolak, itu artinya saya makin dekat pada diterima, jadi saya semakin semangat !”

Semangat muncul jika kita mengalami kemajuan.



4. Bergaul dengan lingkungan yang ber-semangat hidup

Di kantor, sales yang gagal, sering berkumpul dengan sesama sales yg juga gagal. Hasilnya, mereka makin stress, mereka mulai menyalahkan pasar, menyalahkan perusahaan, produk yg kurang bagus kualitasnya, harga kemahalan, bos yg galak dll. Tidak lama dari situ, mereka pun resign.

(MTGW)

Tuesday, April 14, 2009

TEKNIK PEMBUATAN BOKASI

Pada tahun 1980-an, Prof Dr. Teruo Higa memperkenalkan konsep EM atau Efektive Mikroorganisms untuk praktek pertanian alami. Teknologi EM ini telah dikembangkan dan digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Pada pembuatan bokashi sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.

Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah sebagai berikut:

- memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman

- memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah

- meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman

- menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik

- meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk

Berdasarkan kenyataan di lapangan, persediaan bahan organik pada lahan pertanian sedikit demi sedikit semakin berkurang. Jika hal tersebut tidak ditambah dan segera diperbaiki oleh petani maka penurunan produksi akan terjadi pada tanaman-tanaman pertanian, seperti padi, palawija dan sayuran.

Berbicara mengenai masalah penurunan produksi, tentunya bukan saja menjadi masalah petani atau masyarakat, tetapi juga merupakan masalah bagi pemerintah daerah dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan dan ekonomi rakyat. Hal ini seyogyanya harus menjadi bahan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam mengatasinya secara bijak.

Untuk dapat mengatasi hal tersebut, pada tahun anggaran 2003 ini Pemda Kabupaten Pandeglang secara khusus mengalokasikan dananya melalui Proyek Peningkatan Produksi Padi Palawija dan Sayuran. Pada kegiatan Proyek ini terdapat pertemuan teknis yang berisikan materi pengaruh penggunaan pupuk bokashi terhadap produksi padi palawija dan sayuran, dan materi tehnik pembuatan bokashi. Kegiatan ini tentunya bertujuan untuk menambah wawasan dan keterampilan petani dalam masalah penggunaan pupuk bokasi secara praktis di lapangan.

Manfaat Bokashi

Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Tehnologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian.

Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami, pupuk kandang, sampah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat. Selain itu pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani padi, palawija, sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman.

Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi

a. Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang

- Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi :

1.

Pupuk kandang

=

300 kg

2.

Dedak

=

50 kg

3.

Sekam padi

=

150 kg

4.

Gula yang telah dicairkan

=

200 ml

5.

EM-4

=

500 ml

6.

Air secukupnya

- Cara Pembuatannya :

1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air

2. Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata

3. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %

4. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar)

5. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm

6. Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari

7. Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik

8. Kemudian tutp kembali dengan karung goni

9. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan

10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali

11. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik

b. Pembuatan Bokashi Jerami Padi

- Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi :

1.

Jerami padi yang telah dihaluskan

=

500 kg

2.

Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang

=

300 kg

3.

Dedak halus

=

100 kg

4.

Sekam/Arang Sekam/Arang Kelapa

=

100 kg

5.

Molase/Gula pasir/merah

=

1 liter/250 gr

6.

EM-4

=

1 liter

7.

Air secukupnya

- Cara Pembuatannya:

Membuat larutan gula dan EM-4

1. Sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter

2. Masukan gula putih/merah sebanyak 250 gr kemudian aduk sampai rata

3. Masukan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi kemudian aduk hingga rata.

Membuat pupuk bokashi

1. Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang sekam dan dedak) dan aduk sampai merata

2. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %

3. Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan masih tampak menggumpal

4. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm

5. Kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari

6. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik

7. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan

8. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

c. Pembuatan Bokashi Cair

- Bahan-bahan untuk ukuran 200 liter bokashi cair :

1.

Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang

=

30 kg

2.

Molase/Gula pasir/merah

=

1 liter/250 gr

3.

EM-4

=

1 liter

4.

Air secukupnya

- Cara Pembuatannya:

1. Isi drum ukuran 200 liter dengan air setengahnya

2. Pada tempat yang terpisah buat larutan molase sebanyak 1 liter, dengan cara mencampurkan gula putih/merah sebanyak 250 gram dengan air sebanyak 1 liter

3. Masukan molase tadi sebanyak 1 liter bersama EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam drum, kemudian aduk perlahan-lahan hingga rata

4. Masukan pupuk kandang sebanyak 30 kgdan aduk perlahan-lahan hingga ersatu dengan larutan tadi

5. Tambahkan air sebanyak 100 liter hingga drum menjadi penuh, kemudian aduksampai rata dan tutup rapat-rapat

6. Lakukan pengadukan secara perlahansetiap pagi selama 4 hari. Cara pengadukan setiap hari cukup lima putaran saja. Setelah diaduk biarkan air larutan bergerak sampai tenang lalu drum ditutup kembali

7. Setelah 4 hari bokashi cair EM-4 siap untuk digunakan.

Catatan:

* Bila tidak ada molase, setiap macam gula dapat digunakan sebagai penggantinya. Beberapa bahan pengganti tersebut adalah nira tebu gula, sari (juice) buah-buahan,dan air buangan industri alkohol

* Jumah kandungan air adalah merupakan petunjuk. Jumlah air yang perluditambahkan tergantung pada kandungan air bahan yang digunakan. Jumlah air yang paling sesuai adalah jumlah air yang diperlukan membuat bahan-bahan basah tetapi tidak sampai berlebihan dan terbuang.

Penggunaan Pupuk Bokashi untuk Padi, Palawija dan Sayuran

Bahan bokashi sangat banyak terdapat di sekitar lahan pertanian, seperti misalny jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hijau, sekam padi, sebuk gergaji, dan lain-lain.

Semua bahan organik yang akan difermentasi oleh mikroorganisme frmentasi dalam kondisi semi anaerobik pada suhu 40-500 C. Hasil fermentasi bahan organik berupa senyawa organik mudah diserap oleh perakaran tanaman.

a. Cara penggunaan secara umum :

- 3-4 genggam bokasi (150-200 gram) untuk setiap mtr persegi tanah disebar marata diatas permukaan tanah. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih.

- Untuk mencampurkan bokashi ke dalam tanah, tanah perlu dicangkul/bajak. Penggunaan penutup tanah (mulsa) dari jerami atau rumput-rumputan kering sangat dianjurkan pada tanah tegalan. Pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan sebelum pembajakan tanah.

- Biarkan bokashi selama seminggu, setelah itu baru bibit ditanam.

- Untuk tanaman buah-buahan, bokasi diebar merata dipermukaan tanah/perakaran tanaman dan siramkan 3-4 cc EM-4 perliter air setiap minggu sekali.

b. Cara penggunaan secara khusus :

- Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk melanjutkan fermentasi penutup tanah (mulsa) dan bahan organik lainnya di lahan pertanian juga banyak digunakan pada tanah swahkarena ketersediaan bahan yang cukup.

- Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk pembibitan/ menanam bibit yang masih kecil.

- Bokashi expres baik digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) pada tanaman sayur dan buah-buahan.

KEISTIMEWAAN LALAT BUAH (KEISTIMEWAAN LALAT BUAH (Drosophila melanogaster)






Lalat buah (Drosophila melanogaster) mungkin bagi kebanyakan orang merupakan hewan yang mengganggu dan menjijikan apalagi hewan ini sering kali menjadi musuh bagi para penjual buah-buahan maupun penjual minuman “jus”. Kehadirannya akan membuat para pembeli enggan membeli buah atau jus bila tempat menyimpan buah-buahan ataupun sisa buah yg busuk atau kulit buah yang dibuang di tempat sampah banyak dikerumuni oleh lalat ini. Namun siapa sangka, lalat buah di tangan orang biologi terutama bagi orang yang berkecimpung dalam bidang Genetika justru lalat buah menjadi “hewan primadona”. Ya..ya lalt ini memegang peranan yang penting dalam beberapa pengujian genetika, seperti dalam pengujian Hipotesis Mendel, baik Hukum Mendel 1 atau Hukum Segregasi dan Hukum Mendel II atau Hukum Pemisahan Secara Bebas, pautan seks, crossing over, kromosm politen dan lain sebagainya.

Orang yang pertama yang menggunakan Lalat buah sebagai objek penelitian Genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan penemuan pautan seks. Spesies lalat buah, Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Lalat buah adalah serangga yang mudah berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapat dihasilkan ratusan keturunan, dan generasi yang baru dapat dikembangbiakkan setiap dua minggu. Karakteristik ini menjadikan lalat buah menjadi organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetik.

Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror,1992) :
Kingdom Animalia
Phyllum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Diptera
Famili Drosophilidae
Genus Drosophila
Spesies Drosophila melanogaster


Ada beberapa keuntungan dari Lalat buah (Drosophila melanogaster) sehingga banyak dijadikan objek atau bahan percobaan genetik, di antaranya :
1. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat. Biasanya Lalat buah (Drosophila melanogaster) dikembangbiakan dalam botol medium, mediumnya dapat terdiri dari :
o Molase
o Agar Molase
o Agar Pisang
o Campuran antara Pisang dengan tape singkong dengan perbandingan 6:1
Jenis medium yang paling banyak digunakan adalah medium yang terdiri dari campuran antara pisang dengan tape singkong. Jenis medium ini juga biasanya digunakan untuk pemeliharaan.
2. Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari.
3. Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati.
4. Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar.
5. Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki "Giant Chromosme”. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya.
6. Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula.
7. Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hinggá menjadi dewasa (imago).

Drosophila melanogaster mempunyai panjang tubuh sekitar 3 sampai 4 mm, tubuhnya berwarna kuning kecoklatan. ( Borror, 1992 ). Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. ( Silvia, 2003 ). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut. ( Borror, 1992 ).
Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. ( Borror, 1992 )
Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. ( Silvia, 2003 )
Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago ( fase seksual dengan perkembangan pada sayap ). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa. ( Silvia, 2003 ).
Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior. ( Silvia, 2003 ).
Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva ( instar ketiga ) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayp ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit ( molting ) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago.
( Ashburner, 1985 )
Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan sperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk puypa ( kepompong ).
Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium ( bentuk terluar pupa ) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa.
( Ashburner, 1985 )
Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult ( sebelum dewasa ) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa.
( Silvia, 2003 )
Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina kan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan.


SUMBER :

Anonymous.2006.www.duniasatwa.com/forums/archive/index.php/t-102.html - 49k –
Anonymous.2006.www.iptek.net.id/ind/pd_invertebrata/index.php?id=80&ch=pd_ind_invertebrata2 - 14k –
Anonymous.2006.www.deptan.go.id/ditlinhorti/buku_peta/bagian_07.html - 12k
Borror.J.D,Triplehorn.Pengenalan Pengajaran Serangga.1992.Universitas Gadjah Mada Press:Yogyakarta.
Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA :
Coldspring Harbor Laboratory Press.
Borror, D.J., Triplehorn, C. A., dan Johnson, N.F. 1993. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Campbell,Reece,Mitchell.BIOLOGI JILID I Edisi kelima.2004. Penerbit Erlangga: Jakarta
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi
Universitas Padjdjaran.
Strickberger, Monroe, W. 1962. Experiments in Genetics with Drosophila.
London : John Wiley and Sons, inc.
Suryo.2005.Genetika Strata 1.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Yatim, Wildan. 1991. Genetika. Bandung : Penerbit Tarsito

Wednesday, April 08, 2009

PESTISIDA

Istilah pestisida terjemahan dari pesticide (Inggis) yang berasal dari bahasa latin pestis dan caedo berarti racun untuk mengendalikan jasad pengganggu
Jasad pengganggu pada tanaman disebut OPT

JENIS PESTISIDA DAN CARA KERJANYA

Pestisida diklasifikasikan menjadi beberapa macam sesuai dengan sasaran yang akan dikendalikan

1. INSEKTISIDA
Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa mematikan semua serangga
Insektisida masuk dalam tubuh serangga melalui lambung, kontak dan alat pernafasan
• Insektisida lambung (stomach poisons) meracuni serangga apabila insektisida masuk dalam tubuh bersama bagian tanaman yang dimakannya, akibatnya alat pencernaan akan terganggu. Insektisida ini sangat efektif untuk mengendalikan serangga yang tipe mulutnya mengginggit dan mengunyah.
• Insektisida kontak (contact poison) akan masuk tubuh serangga melalui kutikulanya
• Insektisida masuk ke tubuh serangga melalui pernafasan. Sebagai misal fumigasi hama gudang dapat mematikan hama yang mengisap gas beracun dari fumigan

Insektisida berdasarkan cara kerjanya, dibedakan atas peracun fisik, peracun protoplasma dan peracun pernafasan
• Insektisida peracun fisik, menyebabkan dehidrasi : keluarnya cairan tubuh dari dalam tubuh serangga
• Insektisida peracun protoplasma, mengendapkan protein dalam tubuh serangga
• Insektisida peracun pernafasan, menghambat aktivitas enzim pernafasan

2. FUNGISIDA
Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk mengendalikan fungi atau cendawan.
Berdasarkan cara kerjanya mematikan sel cendawan, fungisida dibedakan menjadi
• Fungisida kontak, contoh Dithane dan Antracol
• Fungisida sistemik, contoh Previcur N, Derosal 500 EC
• Fungisida kontak-sistemik, contoh Delsene MX-200 dan Ridomil MZ

Fungisida sistemik adlah senyawa kimia yang bila diaplikasikan pada tanaman akan bertranslokasi ke bagian lain. Aplikasi melalui : penetrasi daun, melalui tanah selanjutnya diabsorbsi akar, atau injeksi melalui batang
Fungisida berdasarkan aplikasinya :
• Eradikasi : patogen sudah ada di dalam tanaman, atau awal infeksi
• Protektan : patogen belum kontak dengan tanaman

Fungisida berdasarkan fungsi kerjanya :
• Fungisidal : mengendalikan cendawan
• Fungistatik : menghambat pertumbuhan cendawan
• Genestatik : mencegah terjadinya sporulasi

3. BAKTERISIDA
Bakterisida adalah senyawa kimia mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri
Bakterisida biasanya sistemik karena bakteri melakukan perusakan dalam tubuh inang. Contoh bakterisida adalah Agrimycin dan Agrept.

4. NEMATISIDA
Nematisida adalah senyawa kimia mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh nematoda
Nematisida berbentuk butiran yang penggunaannya dengan cara ditaburkan atau dibenamkan dalam tanah atau berbentuk larutan dalam air yang penggunaanya disiramkan

5. AKARISIDA
Sering disebut MITISIDA adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan laba-laba

6. RODENTISIDA
Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beraun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misal tikus
Berdasarkan cara kerjanya bersifat
• Akut : mematikan dalam waktu cepat
• Antikoagulan : tidak langsung mematikan

7. MOLUSKISIDA
Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu siput, bekicot dan trisipan

8. HERBISIDA
Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma

PESTISIDA LAIN
• Pisisida : mengendalian ikan
• Algisida : mengendalian ganggang
• Avisida : mengendalikan burung
• Larvisida : mengendalikan ulat
• Pedukulisida : mengendalikan kutu
• Silvisida : pembersih sisa-sisa pohon
• Ovisida : perusak telur
• Termisida : membunuh rayap

Pestisida non-lethal atau tidak langsung membunuh
• Atraktan
• Kemosterilan
• Desinfektan
• Repellan
• Sterilan tanah
• Inhibitor
• Stimulan


FORMULASI PESTISIDA
Formulasi pestisida terdiri atas bahan pokok :
• Bahan aktif (active ingredient)
• Bahan ramuan (inert ingredient) : bahan pembawa, perekat, pewarna, aroma
1. Tepung hembus, debu (dust = D)
• Bentuknya tepung kering
• Penggunaan dihembuskan menggunakan alat khusus Duster
• Mengendalikan hama gudang
Insektisida Silosan 2D

2. Butiran (Granula =G)
• Bentuk butiran padat
• Penggunaan ditaburkan atau dibenamkan dekat akar
• Bersifat sistemik
Insektisida Furadan 3G, Basamid 3 G dan herbisida kontak pratumbuh
Goal 2G

3. Tepung yang dapat disuspensikan dalam air (Wettable Powder = WP)
• Berbentuk tepung kering agak pekat
• Hasil campuran dengan air disebut suspensi
• Penggunaan dengan alat semprot
Insektisia Confidor 5 WP, Garvox 20 WP
Fungisida Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP
Herbisida Gesapax 80 WP, Gesaprim 80 WP
Akarisida Morestan 25 WP
Bakterisida Agrept 20 WP, Agrimycin 15 WP

4. Tepung yang larut dalam air (Water-soluble Powder = SP)
• Bentuk tepung larut dalam air tanpa endapan
• Penggunaan dengan alat semprot
Insektisida Dicarzol 25 SP
Herbisida Target 25 SP

5. Cairan (emulsifiable concentrate = EC)
• Berbentuk cairan pekat
• Penggunaannya dengan pelarut air
• Cairan semprotnya disebut emulsi
• Penggunaan dengan alat semprot
Insektisida Agrimec 18 EC, Decis 2,5 EC
Fungisida Afugan 300 EC
Akarisida Meothrin 50 EC

6. Ultra Low Volume (ULV)
• Bentuk murninya cairan atau padat yang larut dalam solvent minimum (konsentrasi tinggi)
• Diaplikasikan langsung tanpa penambahan air
• Digunakan pada daerah yang sulit air
Insektisida Sumialpha 10 ULV

7. Solution (S)
• Formulasi pestisida dalam pelarut organik
• Tanpa dicampur dengan bahan lain
• Formulasi ini tidak banyak
Herbisida purna tumbuh Gramaxon S

8. Aerosol (A)
• Formulasi terdiri dari campuran bahan aktif berkadar rendah dengan zat pelarut yang mudah menguap (minyak) kemudian dimasukkan ke dalam kaleng yang diberi tekanan gas propelan
• Insektisida Baygon, Raid, Head

9. Umpan beracun (poisonous bait = B)
• Formulasi terdiri dari bahan aktif pestisida dicampur dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu
• Rodentisia Klerat, Ramortal 12 B

10. Powder Concentrate
• Formulasi berbentuk tepung biasanya tergolong Rodentisida
• Penggunaannya dicampur dengan umpan dan dipasang di luar rumah
• Rodentisida Racumin, Diphacin dan Silmurin

11. Ready Mix Bait (RMB)
• Formulasi ini berbentuk blok besar dengan bobot 300 gr dan blok kecil dengan bobot 10-20 gr serta pelet
• Kandungan bahan aktifnya rendah 0,0003 – 0,005 %. Berupa umpan beracun siap pakai untuk tikus.
• Rodentisida Klerat RMB

12. Pekatan yang dapat larut dalam air (Water
Soluble Concentrate = WSC)
• Formulasi berbentuk cairan yang larut dalam air
• Defence 200/130 WSC, bahan pengawet kayu

13. Seed Treatment (ST)
• Formulasi berbentuk tepung
• Penggunaannya dicampur sedikit air sehinga terbentuk suatu pasta
• Insektisida Larvin 250 ST, Marshal 25 ST

Istilah dalam aplkasi pestisida

1. Cairan semprot, adalah bentuk pestisida yang telah diencerkan atau dilarutkan di dalam air sesuai dengan kepekatan yang dikehendaki.

2. Konsentrasi, tingkat kepekatan cairan semprot dan satuan yang digunakan adalah cc/lt atau gr/lt, misal 2cc/lt air atau 3gr/lt air

3. Dosis, banyaknya pestisida yang digunakan dalam per luasan areal, misal : gr/ m2, kg/ha, lt/ha.

4. Volume semprot adalah cairan semprot yang digunakan per satuan luas areal, misal pestisida X menggunakan dosis 0,5 lt/ha dengan volume semprot 400 lt air/ha, maka konsentrasi formulasi 500/400 = 1,25 cc/lt atau setara dengan 0,125%

AGROEKOSISTEM TANAMAN HORTIKULTURA





Silahkan Download di sini




MENTIMUN
Deskripsi
Mentimun adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampir setiap negara. Tanaman ini berasal dari Himalaya, Asia Utara, dan meluas ke seluruh daratan baik tropis atau subtropis. Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau merambat dengan perantaraan alat pemegang seperti ajir atau tali plastik. Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, lunak dan berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m. daunnya berbentuk bulat lebar dengan bagaian ujung yang meruncing berbentuk jantung, kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya. Bunga mentimun berumah satu, karena bunga jantan dan betina letaknya terpisah tetapi masih dalam satu pohon yang sama. Bentuk bunganya mirip terompet dengan mahkota berwarna kuning cerah.
Klasifikasi botani tanaman menitmun adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatohhyta; Sub divisi : Angiospermae; Kelas : Dicotyledonae; Keluarga : Cucubitaceae; Genus : Cucumis, Spesies : Cucumis sativus L.
Di Indonesia tanaman mentimun umumnya diusahakan di dataran rendah, dengan berbagai nama, seperti timun (Jawa), bonteng (Jawa Barat), temon atau antemon (Madura), ketimu atau antimun (Bali), hantimun (Lampung) dan Timon (Aceh). Budidaya mentimun di Indonesia berkembang hampir di setiap propinsi. Pada tahun 2004 luas panen mentimun secara nasional mencapai 50.352 ha dengan produksi 447.716 ton.
Buah mentimun dikonsumsi baik dalam bentuk segar maupun olahan, seperti acar, asinan, dll. Seringkali buah mentimun dimanfaatkan untuk perawatan kecantikan dan pengobatan tradisional, misalnya memperlancar buang air kecil dan menurunkan darah tinggi. Untuk keperluan konsumsi buah mentimun dipanen muda. Ditinjau dari komposisi kimianya, nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor, kalium dan besi di samping vitamin A, B, dan C. Kandungan gizi buah mentimun tiap 100 gr bahan mentah (segar) dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Varietas yang diusahakan
Berdasarkan permukaan kulit buahnya, mentimun dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yakni golongan mentimun dengan permukaan kulit buah yang birbintil menyerupai jerawat terutama di bagian pangkal buahnya dan mentimu krai yang permukaan kulit buahnya halus. Golongan mentimun dengan kulit buah yang berbintil dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
1) Mentimun biasa yang memiliki kulit buah tipis dan lunak. Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua berubah menjadi coklat.
2) Mentimun watang yang dicirikan dengan kulit buahnya yang tebal dan agak keras. Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua menjadi kuning tua.
3) Mentimun wuku yang dicirikan dengan kulit buahnya yang agak tebal. Buah mudanya berwarna agak coklat.

Golongan mentimun dengan kulit buah halus, dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
1) Mentimun Krai besar, memiliki buah dengan ukuran besar dan rasa sama dengan timun biasa.
2) Mentimun Suri, memiliki buah yang berukuran lebih besar dibanding mentimun Krai besar dan berbentuk lonjong oval.

Beberapa varietas mentimun hibrida yang komersial dan banyak diusahakan oleh petani adalah Asian star 22, Farmer 368, Hercules 56, Spring swallow, Pretty swallow, Susu S251, Merry Swallow, Shout Swallow. Sedangkan beberapa varietas mentimun OP antara lain Saturnus, Mars, Pluto, Venus dan varietas lokal. Jenis mentimun yang berkembang di daerah adalah kultivar lokal seperti Dawuan, Kasokandel, Brebes, Kairo, Haji Kairo, Madura I, Madura II dan Mentimun Suri.

Agroekosistem
Di daerah tropis, mentimun dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi karena daya adaptasi tanaman pada berbagai iklim cukup tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup (tidak ternaungi) dengan temperatur optimal antara 21oC – 27oC. Lamanya penyinaran, intensitas sinar dan suhu udara merupakan faktor yang penting karena berpengaruh terhadap munculnya bunga betina. Pada kondisi penyinaran lebih dari 12 jam/hari, dengan intensitas penyinaran dan suhu udara yang tinggi, tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga jantan, sebaliknya jika penyinaran kurang dari 12 jam dengan intensitas penyinaran dan suhu rendah, tanaman mentimun lebih banyak memebentuk bunga betina. Tanaman mentimun kurang baik ditanam di musim hujan karena bunganya dapat berguguran sehingga akan mengurangi terbentuknya buah.
Hampir semua jenis tanah cocok untuk ditanami mentimun. Untuk tujuan komersil, sebaiknya lahan yang dipilih adalah lahan yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah antara 6 – 7. apabila tanah bersifat asam, perlu diberi kapur dolomite yang dosisnya ditentukan oleh tingkat keasaman tanah. Mentimun dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1 – 1.000 mdpl, dan biasanya merupakan tanaman yang diikutkan dalam pola pergiliran tanaman. Sebaliknya, mentimun hibrida introduksi umumnya ditanam di dataran tinggi pada ketinggian antara 1.000 – 1.200 meter dpl. Kelembapan udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun agar hidup dengan baik adalah antara 80-85%. Curah hujan optimal untuk budidaya mentimun adalah 100-200 mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan apalagi pada saat berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga.


BAWANG MERAH
Beberapa faktor iklim yang berperan penting dalam budidaya bawang merah adalah kelembaban, temperatur, cahaya, curah hujan, dan angin. Lokasi yang cocok untuk pertumbuan bawang merah berkisar antar 1-1.000 m dpl. Bawang merah memerlukan tanah yang subur, banyak mengandung bahan organik, gembur, drainase baik, sirkulasi udara yang baik, tidak ternaungi, dan tidak tergenang air. Jenis tanah Grumusol (Vertisol), Regosol (Entisol, Inceptisol), Andosol (Inceptisol) dan Aluvial pada umumnya sesuai untuk budidaya bawang merah, asalkan airnya cukup dan drainase tanahnya baik.
Untuk dapat tumbuh dan menghasilkan umbi yang baik, tanaman bawang merah membutuhkan suhu udara antara 20-30oC, dengan suhu udara optimal rata-rata sekitar 23-25oC. Intensitas penyiaran 12 jam per hari, dan tidak banyak mendung atau naungan, derajat keasaman tanah (pH) untuk tanaman bawang merah berkisar antara 5,5 – 7,5 dengan pH optimal antara 6,0 – 6,8. Tanah untuk menanam bawang merah harus gembur, kandungan bahan organik tanah sedang sampai tinggi (lebih dari 1,5%) dan tersedia air saat pertanaman hingga panen.

CABAI MERAH
1. Iklim.
Curah hujan yang ideal untuk budidaya cabai antara 1.500 – 2.500 mm/th. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga cabai rontok dan tidak tersebuki oleh serangga penyerbuk. Untuk pembungaan yang normal, cabai memerlukan intensi/penyinaran yang cukup banayak. Apabila ternaungi pertumbuhan tanaman akan terhambat yang dicirikan oleh pertumbuhan yang meninggi, daun lemas, batang berair, bunga yang dihasilkan sedikit, umur panen lebih lama, kualitas dan kuantitas produksi berkurang
Lama penyinaran yang dibutuhkan tanaman cabai antara 10 -12 jam sehari. Di Indonesia hal ini dapat terpenuhi karena lama penyinaran di daerah ekuator sekitar 11 jam 53 menih sampai 12 jam 7 menit, sedangkan pada lintang 10 derajat lama penyinaran antara 11 jam 17 menit sampai 11 jam 33 menit. Cabai termasuk tanaman berhari netral artinya dapat berbunga sepanjang tahun baik pada hari-hari pendek maupun hari-hari panjang.
Suhu yangideal untuk budidaya cabai adalah 24 – 28oC. Pada suhu <15oc> 32oC buah yang dihasilkan kurang baik. Suhu yang terlalu dingin menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, pertumbuhan bunga kurang sempurna dan pemangkasan buah lebih lama.
Kelembaban relatif (RH) untuk tanaman cabai sebesar 80%. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman. Suhu dan kelembaban yang tinggi akan meningkatkan intensitas serangan bakteri Pseudomonas solanacearum penyebab layu akar, dan merangsang perkembangbiakan cendawan dan bakteri.

2. Media tanam
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman cabai adalah andosol berwarna gelap (menunjukkan kaya bahan organik) sampai tanah latosol, regosol, ultisol, hingga grumosol. Tanah yang paling sesuai untuk cabai adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu porus serta kaya bahan organik. Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai berkisar antara 5,5 – 6,8 dengan pH optimum 6,0 – 6,5.
Air merupakan unsur yang vital bagi keberhasilan bertanam cabai. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara yang terdapat di dalam tanah, sebagai media pengangkut unsur hara tersebut ke organ tanaman, untuk metabolisme terutama pada proses fotosintesis, serta pengisi cairan tubuh tanaman. Kemiringan lahan yang dianjurkan untuk tanmana cabai sebaiknya antara 0 – 20 drajat. Budidaya cabai merah di lereng bukit/gunung hendaknya memperhatikan kelestarian lingkungan, mencegah erosi, dan mencegah bahaya longsor.

3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik untuk tanaman cabai adalah antara 5 -750 m dpl, dan dibawah ketinggian 1.400 m dpl. Ada beberapa jenis cabai yang dapat ditanam pada ketinggian tertentu dengan pertumbuhan yang optimal.


KACANG PANJANG

Tanaman kacang panjang memiliki daya adaptasi yang cukup luas terhadap lingkungan tumbuh. Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi ± 1.500 m dpl, dan paling baik di dataran rendah. Kondisi iklim yang paling ideal untuk pertumbuhan dan produksi kacang panjang adalah daerah-daerah yang memiliki suhu udara antara 20oC – 30oC, mendapat cukup sinar matahari, pengairan yang cukup, curah hujan tahunan antara 600 – 1.500 mm. Di tempat yang terlindung pertumbuhan tanaman kacang panjang agak lambat dan kurus serta buah yang dihasilkan sedikit.
Tanaman kacang panjang dapat ditanam pada hampir semua jenis tanah. Namun jenis tanah yang paling baik untuk ditanami kacang panjang adalah tanah Andosol, Regosol, Alluvial, Grumosol dan Latosol atau lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik serta memiliki pH antara 5,5 – 6,5. Pada tanah yang kondisi fisiknya jelek, tanamn mudah terserang penyakit layu (Fusarium phaseoli), sedangkan pada tanah-tanah dengan pH tarlalu basa (diatas pH 6,5) dapat menyebabkan bintil-bintil akar mudah pecah dan daun menguning. Karena tanaman sulit menyerap unsur hara seperti Nitrogen, Besi, Mangan, Seng, Boron dan unsur-unsur lain yang dibutuhkan tanaman.
Jenis kacang panjang yang cukup toleran terhadap tanah asam adalah kacang tunggak, seperti KT1, KT2 dan KT3 yang dianjurkan untuk ditanam di lahan-lahan kering yang memiliki pH asam.


TERUNG

Agroekologi yang sesuai untuk pertanaman terung adalah dataran rendah sampai menengah yang didukung oleh tanah yang subur dan cukup air. Agroekologi yang sesuai untuk pertumbuhan terung adalah:
1) Tanaman terung tumbuh subur di daerah yang curah hujannya sedang (air untuk pengairan cukup), cuaca panas dan beriklim kering, ditanam pada musim kemarau. Dapat juga ditanam dan tumbuh pada musim penghujan, asalkan drainase diatru sebaik mungkin atau selama tanah tidak becek dan tergenang.
2) Dengan intensitas penyiraman yang cukup akan mempercepat proses pembungaan dan pembuahan. Bila tanaman kurang sinar matahari, terlihat pertumbuhannya kurang baik.
3) Selama pertumbuhannya tanaman menghendaki suhu udara antara 22-30oC. Pada suhu tersebut tanaman terung akan dapt tumbuh dengan baik, dan apabila suhu udara tinggi di atas 32oC, maka pertumbuhanya kurang baik yang akhirnya mati.
4) Terung dapat hidup pada semua jenis tanah, tetapi keadaan tanah yang paling cocok adalah tanah jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan drainasenya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah berkisar antara 5-6, sedangkan tanah yang beraksi masam (pH kurang dari 5) perlu dilakukan pengapuran. Tanmana terung kurang baik dibudidayakan di daerah yang memiliki tanah berstruktur padat, sehingga air tidak mudah meresap kedalam tanha dan menyebabkan tanah menjadi becek, dan tanaman peka terhadap serangan penyakit layu bakteri.
5) Ketinggian tempat, tanaman terung dapat tumbuh dan berproduksi baik di dataran rendah sampai dengan dataran tinggi hingga ± 1000 m dpl.


BUNCIS

Tanamn buncis tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang khusus, sehingga dapt ditanam denganmudah. Oleh sebab itu banyak diusahakan secara sederhana dilahan-lahan pekarangan disamping diusahakan secara luas dan komersial di sentra-sentra produksi. Untuk ditanam dihalaman/pekarangan sebenarnya baik kita pilih buncis yang tidak merambat, sedang pertanaman yang lebih luas dapat diusahakan tanaman buncis yang merambat.
a. Iklim
- Tanah yang cocok bagi tanaman buncis ternyata banyak terdapat di daerah yang mempunyai iklim basah sampai kering dengan ketinggian yang bervariasi.
- Pada umumnya tanman buncis tidak membutuhkan curah hujan yang khusus, hanya ditanam di derah dengan curah hujan 1.500 – 2.500 mm/tahun.
- Umumnya tanaman buncis memerlukan cahaya matahari yang banyak ataru sekitar 400 – 800 feecandles. Dengan diperlukan cahaya dalam jumlah banyak, berarti tanman buncis tidak memerlukan naungan.
- Suhu udara ideal bagi pertumbuhan buncis adalah 20-25oC. Pada suhu<20oc,>oC banyak polong hampa (sebab proses pernafasan lebih besar dari pada proses fotosintesis), sehingga energi yang dihasilkan lebih banyak untuk pernafasan dari pada pengisisan polong.
- Kelembaban udara yang idperlukan tanaman buncis ±55% (sedang). Perkiraan dari kondisi tersebut dapat dilihat bila pertanaman sangat rimbun, dapat dipastikan kelembabannya cukup tinggi.

b. Media Tanam
- Jenis tanah yang cocok untuk tanamn buncis adalah andosol dan regosol karena mempunyai drainase yang baik. Tanah andosol hanya terdapat di daerah pegunungan yang mempunyai iklim sedang dengan curah hujan diatas 2.500 mm/tahun, berwarna hitam, bahan organiknya tinggi, bertekstur lempung hingga debu, remah, gembur dan permeabilitasnya sedang. Tanah regosol berwarna kelabu, coklat dan kuning, bertekstur pasir sampai berbutir tunggal dan permeable.
- Sifat-sifat tanah yang baik untuk buncis : gembur, remah, subur dan keasaman (pH) 5,5 – 6. Sedangkan yang ditanam pada pH<5,5 style="font-weight: bold;">KENTANG

Seperti kebanyakan tanaman sayuran asal sub tropis lainnya kentang di Indonesia ditanam di daerah dataran tinggi pada ketinggian di atas 1.000 m dpl. Untuk daerah tropis yang berhawa panas kentang hanya cocok ditanam pada datran tinggi antara 1.000-3.000 m dpl, dengan suhu malam hari antra 15-18oC, dan suhu maksimum siang hari sampai 22oC. kisaran suhu yang sesuai untuk tanman kentang di wilayah tropis adalah antara 12 hingga 24ºC, dengan suhu rata rata 22ºC. suhu malam yang dingin kurang dari 18ºC diperlukan pada stadia inisiasi umbi. Curah hujan mencapai 1.500 – 2.500 mm dengan pola curah hujan yang merata sangat sesuai untuk pertumbuhan kentang.
Panjang hari yang relatif lebih pendek di daerah tropis apabila dikombinasikan dengan suhu yang dingi dapat memberi pembentuk dan perkembangan umbi kentang yang baik. Pertumbuhan dan produksi kentang sangat tergantung kepada curah hujan dan penyebarannya selama masa pertumbuhan yaitu antara 200-300 mm tiap bulan atau rata-rata 1000mm selama masa pertumbuhan. Faktro lain yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi kentang adalah intensitas cahaya matahari.
Tanah yang sesuai untuk tanman kentang adalah tanah yang solumnya dalam lebih dari 50 cm, gembur, drainasenya bagus, banyak mengandung bahan organik dan cukup hara makro dan mikro. Tanaman kentang dapat tumbuh dengan bai8k pada jenis tanah Lactosol, Aluvial, Regosol dan Andosol, dengan pH berkisar 5-6,5. Untuk pertumbuhan umbi kentang diperlukan suhu tanah rata-rata yang relatif lebih rendah yaitu antara 15-20ºC. Kelembaban tanah yang cocok untuk umbi kentang adalah ± 70%.

KUBIS

Awalnya kubis di Indonesia hanya ditanam di daerah berhawa dingin. Dalam perkembangannya, sekarang kubis sduah mulai banyak ditanam di daerah sejuk bahkan di dataran rendah. Hal ini seiring dengan ditemukannya varietas-varietas baru yang sesuai untuk dataran rendah.
Kol akan tumbuh baik bila ditanam di daerah berhawa dingin seperti di Dieng dan Pengalengan. Temperatru optimum yang dikehendaki antara 15-20ºC. Sedangkan kelembaban yang baik pada kisaran 60-90%. Jika suhu melebihi 25ºC pertumbuhan akan terhambat.
Tanaman kubis yang tidak mengalami musim dingin akan tetap dalam keadaan vegetatif dan menjadi tanaman parennial. Sebagai contoh di Salatiga, Jawa Tengah. Derah tersebut tingginya 565 m dpl dan suhu rata-rata 20 ºC, kol tidak dapat berbunga. Sedangkan di Dieng, Wonosobo yang tingginya 2000 m dpl, kol dapat berbunga dengan baik. Kol termasuk tanbaman yang memerlukan sinar matahari yang cukup. Kol yang ditanam di tempat yang kurang mendapati sinar matahari pertumbuhannya kurang baik dan mudah terserang penyakit.
Besar kecilnya curah hujan akan berpengaruh langsung terhadap ketersediaan air di dalam tanah serta kelembaban tanah. Menanam kubis pada musim hujan lebih menguntungkan, karena adanya air yang cukup.
Untuk pertumbuhannya kubis memang memerlukan cukup banyak air. Untuk beberapa daerah, hasil kubis tidak baik jika ditanam pada musim hujan, karena tanah tidak dapat menyerap air hingga tanah menjadi jenuh. Selain itu serangan penyakit busuk juga menghebat pada musim hujan, terutama pada daerah yang kurang sinar matahari.
Secar umum kubis dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Namun demikian, pertumbuhannya akna ideal bila ditanam pada tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik.
Kubis tidak dapt tumbuh dengan baik di tanah yang sangat asam. Kubis yang ditanam pada tanah ber-pH 4,3, peroduksinya sangat rendah. Keasaman tanah optimum untuk pertumbuhan kubis antara 5,5-6,5 pengapuran dengan kapur pertania dolomit (Mg CO3, CaCO3) dapat menaikkan pH tanah dari asam menjadi agak asam atau netral. Pengapuran juga dapat dengan kapur bangunan (kapur mati) atau CaOH2.

WORTEL

Wortel sesuai untuk di tanam di dataran tinggi pada lahan dengan ketinggian 1.000-1.200 m dpl, pada tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik. Suhu udara dingin dan lembab, suhu optimal untuk pertumbuhan dan produksi umbi antara 15-22 ºC, Intensitas penyinaran minimal 12 jam per ahri dengan tanah pH antara 5,5-6,5.

TOMAT
Tanaman tomat dapat tumbuh baik di datran rendah maupun di datran tinggi, pada lahan sawah atau lahan kering. Namun, tanman ini akan tumbuh lebih baik di daerah pegunungan dengan suhu antara 20-24 ºC dan pengairan yang cukup. Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 5-1.250 m dpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi>750 m dpl. Selama pertumbuhannya, tanamn ini menghendaki temperatur siang hari 24 ºC dan malam hari antara 15 ºC-20 ºC. Faktor temperatur mempengaruhi warna buah. Pada temperatur tinggi (diatas 32 ºC) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak merata. Temperatur ideal untuk pembentukan warna buah tomat yang merata berkisar antara 24 ºC-28 ºC.
Cahaya merupakan faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman tomat. Penyerapan unsur hara terjadi secara maksimum apabila pencahayaan berlangsung selama 12 sampai 14 jam, minimum 8 jam/hari. Curah hujan yang sesuai antara 750-1250 mm/tahun, dengan suplementasi irigasi bila tanaman kekurangan air.
Air sering merupakan faktor pembatas untuk mendapatkan hasil panen tomat yang optimal. Kebutuhan air pada tanaman tergantung pada kombinasi beberapa faktor yaitu jenis tanah, suhu dan stadia tanman. Konsumsi air pada tanaman tomat mengikuti kurva sigmoid. Pada tanaman muda kebutuhan air relatif sedikit, meningkat pada waktu tanaman berbunga, kemudain bertambah banyak dan mencapai maksimum pada waktu kematangan buah karena pada saat itu luas daunnya maksimum. Konsumsi air ini akan stabil selama pematangan buah dan sesudah itu mengalami penurunan.
Tanaman tomat dapat tumbuh dan berproduksi baik pada berbagai jenis tanah, tetapi untuk tumbuh optimal memerlukan tanah yang subur, gembur, sedikit berpasir, kaya bahan organik dan cukup hara makro dan mikro. Jenis tanah latosol, regosol, andosol dan alluvial dengan pH tanah sekitar 5,5-6,5, berdrainase baik sangat sesuai untuk tanaman tomat. Untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur dan berdrainase baik tanah perlu diberi pupuk kandang yang telah matang, antara 5-8 ton/ha dan dibuat bedengan.

BAWANG DAUN

Bawang daun dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, namun paling umum dibudidayakan di datran tinggi antara 900-1700 m dpl. Pada suhu udara 19o-24 ºC, kelembaban udara berkisar 89-90%, dan curah hujan antara .1500 – 2.000 mm/tahun, tanaman ini dapt tumbuh dengan baik. Bawang daun toleran terhadap naungan dan curah hujan yang lebat, sehingga dapt ditanam sepanjang tahun, baik awal musim hujan (bulan Oktober atau pada awal musim kemarau bulan Maret). Penanaman bawang daun di dataran rendah menghasilkan anakan sedikit.
Persyratan tumbuh lainnya yang berpengaruh terhadap eprtumbuhan bawang daun adalah tanah harus subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, tata udara dalam tanah (draenase dan aerasi) baik, dan berapi (Andosol), Latosol, Regosol, tanaman tumbuh lebih baik, tetapi pada tanah lempung yang mengandung pasir, Mediteran, serta Aluvial


Info Lengkap Silahkan di sini