Istilah pestisida terjemahan dari pesticide (Inggis) yang berasal dari bahasa latin pestis dan caedo berarti racun untuk mengendalikan jasad pengganggu
Jasad pengganggu pada tanaman disebut OPT
JENIS PESTISIDA DAN CARA KERJANYA
Pestisida diklasifikasikan menjadi beberapa macam sesuai dengan sasaran yang akan dikendalikan
1. INSEKTISIDA
Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa mematikan semua serangga
Insektisida masuk dalam tubuh serangga melalui lambung, kontak dan alat pernafasan
• Insektisida lambung (stomach poisons) meracuni serangga apabila insektisida masuk dalam tubuh bersama bagian tanaman yang dimakannya, akibatnya alat pencernaan akan terganggu. Insektisida ini sangat efektif untuk mengendalikan serangga yang tipe mulutnya mengginggit dan mengunyah.
• Insektisida kontak (contact poison) akan masuk tubuh serangga melalui kutikulanya
• Insektisida masuk ke tubuh serangga melalui pernafasan. Sebagai misal fumigasi hama gudang dapat mematikan hama yang mengisap gas beracun dari fumigan
Insektisida berdasarkan cara kerjanya, dibedakan atas peracun fisik, peracun protoplasma dan peracun pernafasan
• Insektisida peracun fisik, menyebabkan dehidrasi : keluarnya cairan tubuh dari dalam tubuh serangga
• Insektisida peracun protoplasma, mengendapkan protein dalam tubuh serangga
• Insektisida peracun pernafasan, menghambat aktivitas enzim pernafasan
2. FUNGISIDA
Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk mengendalikan fungi atau cendawan.
Berdasarkan cara kerjanya mematikan sel cendawan, fungisida dibedakan menjadi
• Fungisida kontak, contoh Dithane dan Antracol
• Fungisida sistemik, contoh Previcur N, Derosal 500 EC
• Fungisida kontak-sistemik, contoh Delsene MX-200 dan Ridomil MZ
Fungisida sistemik adlah senyawa kimia yang bila diaplikasikan pada tanaman akan bertranslokasi ke bagian lain. Aplikasi melalui : penetrasi daun, melalui tanah selanjutnya diabsorbsi akar, atau injeksi melalui batang
Fungisida berdasarkan aplikasinya :
• Eradikasi : patogen sudah ada di dalam tanaman, atau awal infeksi
• Protektan : patogen belum kontak dengan tanaman
Fungisida berdasarkan fungsi kerjanya :
• Fungisidal : mengendalikan cendawan
• Fungistatik : menghambat pertumbuhan cendawan
• Genestatik : mencegah terjadinya sporulasi
3. BAKTERISIDA
Bakterisida adalah senyawa kimia mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri
Bakterisida biasanya sistemik karena bakteri melakukan perusakan dalam tubuh inang. Contoh bakterisida adalah Agrimycin dan Agrept.
4. NEMATISIDA
Nematisida adalah senyawa kimia mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh nematoda
Nematisida berbentuk butiran yang penggunaannya dengan cara ditaburkan atau dibenamkan dalam tanah atau berbentuk larutan dalam air yang penggunaanya disiramkan
5. AKARISIDA
Sering disebut MITISIDA adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan laba-laba
6. RODENTISIDA
Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beraun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misal tikus
Berdasarkan cara kerjanya bersifat
• Akut : mematikan dalam waktu cepat
• Antikoagulan : tidak langsung mematikan
7. MOLUSKISIDA
Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu siput, bekicot dan trisipan
8. HERBISIDA
Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma
PESTISIDA LAIN
• Pisisida : mengendalian ikan
• Algisida : mengendalian ganggang
• Avisida : mengendalikan burung
• Larvisida : mengendalikan ulat
• Pedukulisida : mengendalikan kutu
• Silvisida : pembersih sisa-sisa pohon
• Ovisida : perusak telur
• Termisida : membunuh rayap
Pestisida non-lethal atau tidak langsung membunuh
• Atraktan
• Kemosterilan
• Desinfektan
• Repellan
• Sterilan tanah
• Inhibitor
• Stimulan
FORMULASI PESTISIDA
Formulasi pestisida terdiri atas bahan pokok :
• Bahan aktif (active ingredient)
• Bahan ramuan (inert ingredient) : bahan pembawa, perekat, pewarna, aroma
1. Tepung hembus, debu (dust = D)
• Bentuknya tepung kering
• Penggunaan dihembuskan menggunakan alat khusus Duster
• Mengendalikan hama gudang
Insektisida Silosan 2D
2. Butiran (Granula =G)
• Bentuk butiran padat
• Penggunaan ditaburkan atau dibenamkan dekat akar
• Bersifat sistemik
Insektisida Furadan 3G, Basamid 3 G dan herbisida kontak pratumbuh
Goal 2G
3. Tepung yang dapat disuspensikan dalam air (Wettable Powder = WP)
• Berbentuk tepung kering agak pekat
• Hasil campuran dengan air disebut suspensi
• Penggunaan dengan alat semprot
Insektisia Confidor 5 WP, Garvox 20 WP
Fungisida Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP
Herbisida Gesapax 80 WP, Gesaprim 80 WP
Akarisida Morestan 25 WP
Bakterisida Agrept 20 WP, Agrimycin 15 WP
4. Tepung yang larut dalam air (Water-soluble Powder = SP)
• Bentuk tepung larut dalam air tanpa endapan
• Penggunaan dengan alat semprot
Insektisida Dicarzol 25 SP
Herbisida Target 25 SP
5. Cairan (emulsifiable concentrate = EC)
• Berbentuk cairan pekat
• Penggunaannya dengan pelarut air
• Cairan semprotnya disebut emulsi
• Penggunaan dengan alat semprot
Insektisida Agrimec 18 EC, Decis 2,5 EC
Fungisida Afugan 300 EC
Akarisida Meothrin 50 EC
6. Ultra Low Volume (ULV)
• Bentuk murninya cairan atau padat yang larut dalam solvent minimum (konsentrasi tinggi)
• Diaplikasikan langsung tanpa penambahan air
• Digunakan pada daerah yang sulit air
Insektisida Sumialpha 10 ULV
7. Solution (S)
• Formulasi pestisida dalam pelarut organik
• Tanpa dicampur dengan bahan lain
• Formulasi ini tidak banyak
Herbisida purna tumbuh Gramaxon S
8. Aerosol (A)
• Formulasi terdiri dari campuran bahan aktif berkadar rendah dengan zat pelarut yang mudah menguap (minyak) kemudian dimasukkan ke dalam kaleng yang diberi tekanan gas propelan
• Insektisida Baygon, Raid, Head
9. Umpan beracun (poisonous bait = B)
• Formulasi terdiri dari bahan aktif pestisida dicampur dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu
• Rodentisia Klerat, Ramortal 12 B
10. Powder Concentrate
• Formulasi berbentuk tepung biasanya tergolong Rodentisida
• Penggunaannya dicampur dengan umpan dan dipasang di luar rumah
• Rodentisida Racumin, Diphacin dan Silmurin
11. Ready Mix Bait (RMB)
• Formulasi ini berbentuk blok besar dengan bobot 300 gr dan blok kecil dengan bobot 10-20 gr serta pelet
• Kandungan bahan aktifnya rendah 0,0003 – 0,005 %. Berupa umpan beracun siap pakai untuk tikus.
• Rodentisida Klerat RMB
12. Pekatan yang dapat larut dalam air (Water
Soluble Concentrate = WSC)
• Formulasi berbentuk cairan yang larut dalam air
• Defence 200/130 WSC, bahan pengawet kayu
13. Seed Treatment (ST)
• Formulasi berbentuk tepung
• Penggunaannya dicampur sedikit air sehinga terbentuk suatu pasta
• Insektisida Larvin 250 ST, Marshal 25 ST
Istilah dalam aplkasi pestisida
1. Cairan semprot, adalah bentuk pestisida yang telah diencerkan atau dilarutkan di dalam air sesuai dengan kepekatan yang dikehendaki.
2. Konsentrasi, tingkat kepekatan cairan semprot dan satuan yang digunakan adalah cc/lt atau gr/lt, misal 2cc/lt air atau 3gr/lt air
3. Dosis, banyaknya pestisida yang digunakan dalam per luasan areal, misal : gr/ m2, kg/ha, lt/ha.
4. Volume semprot adalah cairan semprot yang digunakan per satuan luas areal, misal pestisida X menggunakan dosis 0,5 lt/ha dengan volume semprot 400 lt air/ha, maka konsentrasi formulasi 500/400 = 1,25 cc/lt atau setara dengan 0,125%
Jasad pengganggu pada tanaman disebut OPT
JENIS PESTISIDA DAN CARA KERJANYA
Pestisida diklasifikasikan menjadi beberapa macam sesuai dengan sasaran yang akan dikendalikan
1. INSEKTISIDA
Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa mematikan semua serangga
Insektisida masuk dalam tubuh serangga melalui lambung, kontak dan alat pernafasan
• Insektisida lambung (stomach poisons) meracuni serangga apabila insektisida masuk dalam tubuh bersama bagian tanaman yang dimakannya, akibatnya alat pencernaan akan terganggu. Insektisida ini sangat efektif untuk mengendalikan serangga yang tipe mulutnya mengginggit dan mengunyah.
• Insektisida kontak (contact poison) akan masuk tubuh serangga melalui kutikulanya
• Insektisida masuk ke tubuh serangga melalui pernafasan. Sebagai misal fumigasi hama gudang dapat mematikan hama yang mengisap gas beracun dari fumigan
Insektisida berdasarkan cara kerjanya, dibedakan atas peracun fisik, peracun protoplasma dan peracun pernafasan
• Insektisida peracun fisik, menyebabkan dehidrasi : keluarnya cairan tubuh dari dalam tubuh serangga
• Insektisida peracun protoplasma, mengendapkan protein dalam tubuh serangga
• Insektisida peracun pernafasan, menghambat aktivitas enzim pernafasan
2. FUNGISIDA
Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk mengendalikan fungi atau cendawan.
Berdasarkan cara kerjanya mematikan sel cendawan, fungisida dibedakan menjadi
• Fungisida kontak, contoh Dithane dan Antracol
• Fungisida sistemik, contoh Previcur N, Derosal 500 EC
• Fungisida kontak-sistemik, contoh Delsene MX-200 dan Ridomil MZ
Fungisida sistemik adlah senyawa kimia yang bila diaplikasikan pada tanaman akan bertranslokasi ke bagian lain. Aplikasi melalui : penetrasi daun, melalui tanah selanjutnya diabsorbsi akar, atau injeksi melalui batang
Fungisida berdasarkan aplikasinya :
• Eradikasi : patogen sudah ada di dalam tanaman, atau awal infeksi
• Protektan : patogen belum kontak dengan tanaman
Fungisida berdasarkan fungsi kerjanya :
• Fungisidal : mengendalikan cendawan
• Fungistatik : menghambat pertumbuhan cendawan
• Genestatik : mencegah terjadinya sporulasi
3. BAKTERISIDA
Bakterisida adalah senyawa kimia mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri
Bakterisida biasanya sistemik karena bakteri melakukan perusakan dalam tubuh inang. Contoh bakterisida adalah Agrimycin dan Agrept.
4. NEMATISIDA
Nematisida adalah senyawa kimia mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh nematoda
Nematisida berbentuk butiran yang penggunaannya dengan cara ditaburkan atau dibenamkan dalam tanah atau berbentuk larutan dalam air yang penggunaanya disiramkan
5. AKARISIDA
Sering disebut MITISIDA adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan laba-laba
6. RODENTISIDA
Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beraun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misal tikus
Berdasarkan cara kerjanya bersifat
• Akut : mematikan dalam waktu cepat
• Antikoagulan : tidak langsung mematikan
7. MOLUSKISIDA
Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu siput, bekicot dan trisipan
8. HERBISIDA
Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma
PESTISIDA LAIN
• Pisisida : mengendalian ikan
• Algisida : mengendalian ganggang
• Avisida : mengendalikan burung
• Larvisida : mengendalikan ulat
• Pedukulisida : mengendalikan kutu
• Silvisida : pembersih sisa-sisa pohon
• Ovisida : perusak telur
• Termisida : membunuh rayap
Pestisida non-lethal atau tidak langsung membunuh
• Atraktan
• Kemosterilan
• Desinfektan
• Repellan
• Sterilan tanah
• Inhibitor
• Stimulan
FORMULASI PESTISIDA
Formulasi pestisida terdiri atas bahan pokok :
• Bahan aktif (active ingredient)
• Bahan ramuan (inert ingredient) : bahan pembawa, perekat, pewarna, aroma
1. Tepung hembus, debu (dust = D)
• Bentuknya tepung kering
• Penggunaan dihembuskan menggunakan alat khusus Duster
• Mengendalikan hama gudang
Insektisida Silosan 2D
2. Butiran (Granula =G)
• Bentuk butiran padat
• Penggunaan ditaburkan atau dibenamkan dekat akar
• Bersifat sistemik
Insektisida Furadan 3G, Basamid 3 G dan herbisida kontak pratumbuh
Goal 2G
3. Tepung yang dapat disuspensikan dalam air (Wettable Powder = WP)
• Berbentuk tepung kering agak pekat
• Hasil campuran dengan air disebut suspensi
• Penggunaan dengan alat semprot
Insektisia Confidor 5 WP, Garvox 20 WP
Fungisida Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP
Herbisida Gesapax 80 WP, Gesaprim 80 WP
Akarisida Morestan 25 WP
Bakterisida Agrept 20 WP, Agrimycin 15 WP
4. Tepung yang larut dalam air (Water-soluble Powder = SP)
• Bentuk tepung larut dalam air tanpa endapan
• Penggunaan dengan alat semprot
Insektisida Dicarzol 25 SP
Herbisida Target 25 SP
5. Cairan (emulsifiable concentrate = EC)
• Berbentuk cairan pekat
• Penggunaannya dengan pelarut air
• Cairan semprotnya disebut emulsi
• Penggunaan dengan alat semprot
Insektisida Agrimec 18 EC, Decis 2,5 EC
Fungisida Afugan 300 EC
Akarisida Meothrin 50 EC
6. Ultra Low Volume (ULV)
• Bentuk murninya cairan atau padat yang larut dalam solvent minimum (konsentrasi tinggi)
• Diaplikasikan langsung tanpa penambahan air
• Digunakan pada daerah yang sulit air
Insektisida Sumialpha 10 ULV
7. Solution (S)
• Formulasi pestisida dalam pelarut organik
• Tanpa dicampur dengan bahan lain
• Formulasi ini tidak banyak
Herbisida purna tumbuh Gramaxon S
8. Aerosol (A)
• Formulasi terdiri dari campuran bahan aktif berkadar rendah dengan zat pelarut yang mudah menguap (minyak) kemudian dimasukkan ke dalam kaleng yang diberi tekanan gas propelan
• Insektisida Baygon, Raid, Head
9. Umpan beracun (poisonous bait = B)
• Formulasi terdiri dari bahan aktif pestisida dicampur dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu
• Rodentisia Klerat, Ramortal 12 B
10. Powder Concentrate
• Formulasi berbentuk tepung biasanya tergolong Rodentisida
• Penggunaannya dicampur dengan umpan dan dipasang di luar rumah
• Rodentisida Racumin, Diphacin dan Silmurin
11. Ready Mix Bait (RMB)
• Formulasi ini berbentuk blok besar dengan bobot 300 gr dan blok kecil dengan bobot 10-20 gr serta pelet
• Kandungan bahan aktifnya rendah 0,0003 – 0,005 %. Berupa umpan beracun siap pakai untuk tikus.
• Rodentisida Klerat RMB
12. Pekatan yang dapat larut dalam air (Water
Soluble Concentrate = WSC)
• Formulasi berbentuk cairan yang larut dalam air
• Defence 200/130 WSC, bahan pengawet kayu
13. Seed Treatment (ST)
• Formulasi berbentuk tepung
• Penggunaannya dicampur sedikit air sehinga terbentuk suatu pasta
• Insektisida Larvin 250 ST, Marshal 25 ST
Istilah dalam aplkasi pestisida
1. Cairan semprot, adalah bentuk pestisida yang telah diencerkan atau dilarutkan di dalam air sesuai dengan kepekatan yang dikehendaki.
2. Konsentrasi, tingkat kepekatan cairan semprot dan satuan yang digunakan adalah cc/lt atau gr/lt, misal 2cc/lt air atau 3gr/lt air
3. Dosis, banyaknya pestisida yang digunakan dalam per luasan areal, misal : gr/ m2, kg/ha, lt/ha.
4. Volume semprot adalah cairan semprot yang digunakan per satuan luas areal, misal pestisida X menggunakan dosis 0,5 lt/ha dengan volume semprot 400 lt air/ha, maka konsentrasi formulasi 500/400 = 1,25 cc/lt atau setara dengan 0,125%