Evaporasi adalah proses fisis dimana benda cair atau padat berubah menjadi fase gas. Evaporasi dari air ke dalam atmosfir timbul dari permukaan air seperti laut, danau, sungai, tanah, dan vegetasi yang basah. Proses evaporasi air yang mengalir dalam tanaman dari akar ke daun dikenal sebagai transpirasi. Di alam, evaporasi air dari tanah dan tanaman berjalan secara bersama-sama (Simultan) dan disebut sebagai evapotianspirasi. Karena sulit membedakan antara keduanya, maka evapotranspirasi (CT) digunakan untuk menyatakan proses total dari air yang dipindahkah berupa uap ke atmosfir dari lahan yang bervegetasi.
Sublimasi adalah penguapan (evaporasi) langsung dari benda padat ke fase uap, terutapa berperan penting mengenai neraca air dan perubahan energi di daerah beriklim dingin. Misalnya suatu bongkah es dapat kehilangan 3-7 cm air melalui proses sublimasi di musim dingin.
Air merupakan benda yang unik. Pada suhu bumi, air bisa muncul dalam 3 fase, yaitu padat, cair dan uap. Perubahan fase ini membutuhkan atau melepaskan sejumlah besar energi. Perubahan es↔air melibatkan kira-kira 80 kalori/gram dan perubahan air↔uap melibatkan 580 kalori/gram. Selama uap air mudah diangkut dan diendapkan (berupa presipitasi) maka perubahan fase cair↔uap merupakan mekanisme utama untuk penyebaran energi dalam suatu ekosistem, pada udara di atas ekosistem dan seluruh atmosfir bumi. Evaporasi dipengaruhi oleh beberapa unsur iklim lainnya seperti:
· Penyinaran
· Suhu
· Kelembaban
· Angin
Pada daerah-daerah yang beriklim kering (arid) maka angka evaporasi melebihi angka presipitasi, sehingga neraca air menjadi negatif.
Di Indonesia, pada musim kemarau, angka evaporasi lebih besar dibandingkan dengan angka evaporasi pada musim hujan, karena RH yang rendah pada musim kemarau. Apabila RH 100% maka evaporasi tidak dapat berlangsung.