Parameter apakah yang harus diamati dan bagaimana cara mengamatinya?
1.
Tinggi tanaman
2.
Jumlah daun
3.
Luas daun
4.
Berat kering tanaman
Mengapa
perlu dihitung/ukur ???
1.
Teknologi
perhitungan produktivitas yang handal yang dapat mencakup area yang luas,
2.
waktu yang cepat serta hasil yang cukup akurat.
3.
Dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi yang
diinginkan
Pertanian pada dasarnya merupakan sistem
pemanfaatan energi matahari melalui proses fotosintesis.
Produksi tanaman budidaya pada dasarnya tergantung pada ukuran dan efisiensi sistem fotosintesis
Produksi tanaman budidaya pada dasarnya tergantung pada ukuran dan efisiensi sistem fotosintesis
Indeks Luas Daun (ILD) atau Leaf Area Index
(LAI) Laju Asimilasi Bersih (LAB) atau Net Assimilation Rate (NAR)
Laju asimilasi bersih adalah laju penimbunan berat
kering per satuan luas daun per satuan waktu. LAB merupakan ukuran rata-rata
efisiensi fotosintesis daun dalam suatu komunitas tanaman budidaya. LAB
paling tinggi nilainya pada saat tumbuhan masih kecil dan sebagian besar
daunnya terkena sinar matahari langsung. Dengan bertumbuhnya tanaman
budidaya dan dengan meningkatnya LAI,
makin banyak daun terlindung, menyebabkan penurunan LAB sepanjang musim pertumbuhan. Laju asimilasi bersih
merupakan ukuran rata-rata efisiensi
fotosintesis daun dalam suatu komunitas tanaman budidaya (Gardner et
al., 1991).
NAR yaitu
tingkat asimilasi CO2 bersih, yaitu jumlah total CO2 yang diambil tanaman
dikurangi dengan jumlah yang hilang melalui respirasi (Sitompul dan Guritno, 1995).
Laju asimilasi bersih dapat menggambarkan produksi
bahan kering atau merupakan produksi bahan kering per satuan luas daun dengan
asumsi bahan kering tersusun sebagian besar dari CO2 (Kastono et al, 2005).
Nisbah Luas Daun (NLD) atau Leaf Area Ratio
(LAR)
Suatu peubah pertumbuhan yang dapat digunakan untuk
mencerminkan
morfologi tanaman adalah nisbah luas daun (NLD), yaitu hasil bagi dari luas daun dengan berat kering total tanaman.
morfologi tanaman adalah nisbah luas daun (NLD), yaitu hasil bagi dari luas daun dengan berat kering total tanaman.
Indeks ini mencangkup proses pembagian dan
translokasi asimilat ke tempat sintesa bahan daun dan efisiensi penggunaan substrat
dalam pembentukan luasan daun (Sitompul dan Guritno, 1995).
Laju Pertumbuhan Relatif (LPR) atau Relative
Growth Rate (RGR)
Merupakan pertambahan berat kering tanaman pada
suatu waktu tertentu (Beadle, 1993).
Laju Pertumbuhan Relatif (LPR) merupakan
peningkatan berat kering tanaman dalam suatu interval waktu, erat hubungannya
dengan berat awal tanaman.
Asumsi yang digunakan untuk persamaan kuantitatif
LPR adalah bahwa pertambahan biomassa tanaman per satuan waktu tidak konstan
tetapi tergantung pada berat awal tanaman.
Bahwa
keseluruhan tanaman yang dinyatakan dalam biomassa
total tanaman dipertimbangkan sebagai suatu kesatuan untuk menghasilkan bahan
baru tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).
Tanaman yang tergolong ke dalam tanaman C4 seperti
jagung mempunyai LPR yang tinggi, jauh lebih tinggi dari LPR tanaman golongan
C3 seperti Theobroma cacao (Sitompul dan Guritno, 1995).
Luas Daun Spesifik (LDS) atau Specific Leaf
Area (SLA)
Luas daun spesifik yaitu hasil bagi luas daun
dengan berat daun. Indeks ini mengandung informasi ketebalan daun yang dapat
mencerminkan unit organela fotosintesis.
Nilai luas daun spesifik yang semakin besar
mengindikasikan daun semakin tipis dan
nilai luas daun spesifik tidak berpengaruh langsung terhadap bobot biji (Sutoro et al., 2008).
CONTOH:
Produksi jagung nasional meningkat setiap tahun
namun hingga kini belum mampu memenuhi kebutuhan domestik sekitar 11 juta ton/tahun, sehingga masih mengimpor
dalam jumlah besar yaitu 1 juta ton.
Sebagian besar kebutuhan jagung domestik untuk pakan dan industri pakan sekitar 57
persen, sisanya 34 persen untuk pangan dan 9
persen untuk kebutuhan
industri lainnya.
Diperkirakan pada tahun 2010
kebutuhan jagung nasional sekitar 21,17 juta ton
(Anonim, 2007).
Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi proses
fotosintesis. Serapan cahaya matahari oleh tajuk tanaman merupakan faktor
penting yang menentukan fotosintesis untuk menghasilkan asimilat bagi pembentukan
hasil akhir berupa biji. Cahaya matahari yang diserap tajuk tanaman
proporsional dengan total luas lahan yang dinaungi oleh tajuk tanaman.(Rohrig et
al., 1999)
susunan daun di dalam tajuk lebih menentukan
serapan cahaya dibanding indeks luas daun.
Jumlah, sebaran dan sudut daun pada suatu tajuk
tanaman menentukan serapan dan sebaran cahaya matahari sehingga mempengaruhi
fotosintesis dan hasil tanaman.
Faktor antara lain populasi, jarak antar barisan
dan bentuk tajuk akan mempengaruhi sebaran daun (Stewart et al., 2003).
Sebaran daun dalam tajuk mengakibatkan cahaya
yang diterima setiap helai daun tidak sama