Untuk
menentukan apakah seorang anak itu nakal atau tidak, berbeda-beda pendapat
orang. Ada yang menyangka bahwa anak yang keras kepala, tidak mau patuh kepada
orang tua, sering mencuri, melakukan hal-hal yang terlarang, malas sekolah,
tidak mau belajar dan sebagainya, adalah nakal.
Betapapun
juga pendapat orang tentang kenakalan anak-anak itu, namun kita dapat merasakan
betapa tertariknya orang tua, guru-guru, para pendidik dan orang-orang yang
bekerja di bidang sosial dan agama, kepada persoalan-persoalan tersebut.
Kenakalan anak-anak terdapat dalam tiap-tiap masyarakat, hanya yang berbeda
adalah meluas atau tidaknya hal itu di kalangan anak-anak. Di negara kita
persoalan ini juga sangat menarik perhatian, kita sering mendengar anak-anak
belasan tahun berbuat jahat, mengganggu ketentraman umum, misalnya; mencuri,
menodong, minum-minuman keras, berkelahi, ngebut, main wanita dan sebagainya.
Persoalan itu
perlu ditanggapi dengan baik agar dapat diselamatkan anak-anak dari
berlarut-larut dalam kenakalan, serta menjaga masyarakat supaya terhindar dari
gangguan-gangguannya. Di samping itu agar dapat dicegah/dihindarkan anak-anak
yang belum nakal dari kenakalan itu.
Namun
demikian, tentu masih tetap ada pendapat umum tentang kenakalan anak-anak itu.
Ada kelakuan dan kebiasan tertentu yang dipandang sebagai kelakuan yang
digolongkan kepada kenakalan, misalnya mencuri, merampok, menodong, membunuh,
melanggar kehormatan dan sebagainya. Dan yang oleh hukum dipandang sebagai
suatu tindak pidana yang harus dihukum, jika yang melakukan tindak pidana
tersebut anak-anak yang belum dewasa, dipandang sebagai perbuatan nakal atau
kenakalan.
Menurut Zakiah Daradjat kenakalan
anak-anak bila ditinjau dari segi ilmu jiwa (dalam hal ini Ilmu Kesehatan
Mental);
Maka kelakuan-kelakuan atau tindakan-tindakan yang
mengganggu ketenangan dan kepentingan orang lain, yang dianggap sebagai
kenakalan atau sebagai perbuatan dosa oleh ajaran agama, dipandang oleh ahli
jiwa sebagai manifestasi dari gangguan jiwa atau akibat tekanan-tekanan batin
yang tak dapat diungkapakan dengan wajar. Atau dengan perkataan lain bahwa
kenakalan anak-anak adalah ungkapan dari ketegangan perasaan (tension), kegelisahan dan kecemasan atau
tekanan batin (frustation). Misalnya jika seorang anak dari orang yang kaya dan
berpangkat, mencuri atau melakukan kejahatan-kejahatan tertentu, maka kejahatan
atau kenakalan yang dilakukan oleh anak itu bukanlah karena ia kekurangan uang
dari orang tuanya, akan tetapi adalah ungkapan dari rasa tidak puas, kecewa
atau rasa tertekan, merasa kurang mendapat perhatian, kurang merasakan kasih
sayang orang tua dan sebagainya. Di samping ungkapan dari hati yang gelisah,
mungkin pula perbuatannya itu untuk meminta perhatian orang tua atau pembalasan
terhadap tindakan dan perlakuan orang tua yang tidak menyenangkan. Bahkan di
antara kelakuan yang mungkin dibuat oleh anak-anak, tidak saja menyakiti orang
lain, tetapi mungkin pula menyakiti dirinya sendiri (Daradjat, 1979: 112-113).
Dari ungkapan di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kenakalan anak-anak, baik dipandang sebagai
perbuatan yang tidak baik, perbuatan dosa, maupun sebagai manifestasi dari rasa
tidak puas, kegelisahan, ialah perbuatan-perbuatan yang menganggu ketenangan
dan kepentingan orang lain dan kadang-kadang diri sendiri.
Lebih lanjut Zakiah Daradjat
mengungkapkan dan mencari solusinya dengan memberikan konsep perawat mental
yakni mencari akar permasalahannya, apa yang menyebabkan timbulnya kenakalan
tersebut?
Sesungguhnya banyak sekali
faktor-faktor yang mendorong anak-anak sampai kepada kenakalan. Faktor
pendidikan, lingkungan keluarga, ekonomi, masyarakat, sosial politik dan
sebagainya. Memang terlalu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
kepribadian si anak. Di samping itu juga banyak contoh-contoh dari kelakuan
yang tidak baik yang mereka dapatkan dari orang dewasa, film,film,
cerita-cerita pendek, komik-komik yang bersifat cabul, tidak mengindahkan nilai
atau mutu, tetapi hanya memandang segi komersilnya saja.
Menurut Zakiah Daradjat di antara
faktor-faktor yang menonjol antara lain: Kurangnya didikan agama, kurang
pengertian orang tua tentang pendidikan, kurang teraturnya pengisian waktu,
tidak stabiinya keadaan sosial, politik dan ekonomi, kemerosotan moral dan
mental orang dewasa, banyaknya film dan buku-buku bacaan yang tidak baik,
pendidikan dalam sekolah yang kurang baik, perhatian masyarakat terhadap
pendidikan anak-anak kurang (Daradjat, 1979:113-120).
Zakiah Daradjat seorang figur atau
tokoh perawatan mental tidak putus asa dalam mencarikan solusi atau jalan
keluaraya upaya menghadapi kenakalan anak-anak.:
Untuk mengembalikan anak-anak yang nakal kepada budi
pekerti yang baik atau kepada kelakuan yang sehat, tidaklah mungkin dengan
menghukumnya dengan hukuman-hukuman seperti penjara, hukuman badan, dipukul,
disiksa dan sebagainya. Karena hukuman-hukuman tersebut hanya akan mempunyai
pengaruh dalam waktu yang singkat saja. Memang hukuman-hukuman itu dapat menahan
atau menghentikan kelakuan-kelakuan terlarang selama hukuman itu mengancam.
Setelah itu ia akan kembali kepada kelakuan-kelakuan yang tidak baik, apabila
ketegangan perasaannya itu tidak diselesaikan. Dan untuk menghindarkan
anak-anak dari kegelisahan dan kenakalan-kenakalan dapat usaha-usaha prefentif
antara lain dengan pendidikan agama, dikebalikan pada orang tua harus mengerti
dasar-dasar pendidikan, pengisian waktu terluang dengan teratur, membentuk
markas-markas bimbingan dan penyuluhan, pengertian dan pengamalan ajaran agama,
penyaringan buku-buku cerita, komik, film dan sebagainya (Daradjat, 1979 :
121-125).
Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep
Zakiah Daradjat dalam upaya menghadapi kenakalan anak-anak adalah bukannya
menghukum secara fisik maupun mentalnya bahkan dipenjara melalui jalur hukum
pidana, melainkan dicari akar permasalahannva sehingga, tanpa melakukan hukuman
yang keras anak akan kembali kepada kondisi semula. Dengan demikian kiranya
telah diketahui bersama bahwa langkah konkrit Zakiah Daradjat sebagai tokoh
perawatan mental adalah signifikan dengan kenyataan dan kondisi saat sekarang.
No comments:
Post a Comment