Home AD

Thursday, October 24, 2013

Kenakalan Anak-Anak


Untuk menentukan apakah seorang anak itu nakal atau tidak, berbeda-beda pendapat orang. Ada yang menyangka bahwa anak yang keras kepala, tidak mau patuh kepada orang tua, sering mencuri, melakukan hal-hal yang terlarang, malas sekolah, tidak mau belajar dan sebagainya, adalah nakal.
Betapapun juga pendapat orang tentang kenakalan anak-anak itu, namun kita dapat merasakan betapa tertariknya orang tua, guru-guru, para pendidik dan orang-orang yang bekerja di bidang sosial dan agama, kepada persoalan-persoalan tersebut. Kenakalan anak-anak terdapat dalam tiap-tiap masyarakat, hanya yang berbeda adalah meluas atau tidaknya hal itu di kalangan anak-anak. Di negara kita persoalan ini juga sangat menarik perhatian, kita sering mendengar anak-anak belasan tahun berbuat jahat, mengganggu ketentraman umum, misalnya; mencuri, menodong, minum-minuman keras, berkelahi, ngebut, main wanita dan sebagainya.
Persoalan itu perlu ditanggapi dengan baik agar dapat diselamatkan anak-anak dari berlarut-larut dalam kenakalan, serta menjaga masyarakat supaya terhindar dari gangguan-gangguannya. Di samping itu agar dapat dicegah/dihindarkan anak-anak yang belum nakal dari kenakalan itu.
Namun demikian, tentu masih tetap ada pendapat umum tentang kenakalan anak-anak itu. Ada kelakuan dan kebiasan tertentu yang dipandang sebagai kelakuan yang digolongkan kepada kenakalan, misalnya mencuri, merampok, menodong, membunuh, melanggar kehormatan dan sebagainya. Dan yang oleh hukum dipandang sebagai suatu tindak pidana yang harus dihukum, jika yang melakukan tindak pidana tersebut anak-anak yang belum dewasa, dipandang sebagai perbuatan nakal atau kenakalan.
Menurut Zakiah Daradjat kenakalan anak-anak bila ditinjau dari segi ilmu jiwa (dalam hal ini Ilmu Kesehatan Mental);
Maka kelakuan-kelakuan atau tindakan-tindakan yang mengganggu ketenangan dan kepentingan orang lain, yang dianggap sebagai kenakalan atau sebagai perbuatan dosa oleh ajaran agama, dipandang oleh ahli jiwa sebagai manifestasi dari gangguan jiwa atau akibat tekanan-tekanan batin yang tak dapat diungkapakan dengan wajar. Atau dengan perkataan lain bahwa kenakalan anak-anak adalah ungkapan dari ketegangan perasaan (tension), kegelisahan dan kecemasan atau tekanan batin (frustation). Misalnya jika seorang anak dari orang yang kaya dan berpangkat, mencuri atau melakukan kejahatan-kejahatan tertentu, maka kejahatan atau kenakalan yang dilakukan oleh anak itu bukanlah karena ia kekurangan uang dari orang tuanya, akan tetapi adalah ungkapan dari rasa tidak puas, kecewa atau rasa tertekan, merasa kurang mendapat perhatian, kurang merasakan kasih sayang orang tua dan sebagainya. Di samping ungkapan dari hati yang gelisah, mungkin pula perbuatannya itu untuk meminta perhatian orang tua atau pembalasan terhadap tindakan dan perlakuan orang tua yang tidak menyenangkan. Bahkan di antara kelakuan yang mungkin dibuat oleh anak-anak, tidak saja menyakiti orang lain, tetapi mungkin pula menyakiti dirinya sendiri (Daradjat, 1979: 112-113).
Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kenakalan anak-anak, baik dipandang sebagai perbuatan yang tidak baik, perbuatan dosa, maupun sebagai manifestasi dari rasa tidak puas, kegelisahan, ialah perbuatan-perbuatan yang menganggu ketenangan dan kepentingan orang lain dan kadang-kadang diri sendiri.
Lebih lanjut Zakiah Daradjat mengungkapkan dan mencari solusinya dengan memberikan konsep perawat mental yakni mencari akar permasalahannya, apa yang menyebabkan timbulnya kenakalan tersebut?
Sesungguhnya banyak sekali faktor-faktor yang mendorong anak-anak sampai kepada kenakalan. Faktor pendidikan, lingkungan keluarga, ekonomi, masyarakat, sosial politik dan sebagainya. Memang terlalu banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kepribadian si anak. Di samping itu juga banyak contoh-contoh dari kelakuan yang tidak baik yang mereka dapatkan dari orang dewasa, film,film, cerita-cerita pendek, komik-komik yang bersifat cabul, tidak mengindahkan nilai atau mutu, tetapi hanya memandang segi komersilnya saja.
Menurut Zakiah Daradjat di antara faktor-faktor yang menonjol antara lain: Kurangnya didikan agama, kurang pengertian orang tua tentang pendidikan, kurang teraturnya pengisian waktu, tidak stabiinya keadaan sosial, politik dan ekonomi, kemerosotan moral dan mental orang dewasa, banyaknya film dan buku-buku bacaan yang tidak baik, pendidikan dalam sekolah yang kurang baik, perhatian masyarakat terhadap pendidikan anak-anak kurang (Daradjat, 1979:113-120).
Zakiah Daradjat seorang figur atau tokoh perawatan mental tidak putus asa dalam mencarikan solusi atau jalan keluaraya upaya menghadapi kenakalan anak-anak.:
Untuk mengembalikan anak-anak yang nakal kepada budi pekerti yang baik atau kepada kelakuan yang sehat, tidaklah mungkin dengan menghukumnya dengan hukuman-hukuman seperti penjara, hukuman badan, dipukul, disiksa dan sebagainya. Karena hukuman-hukuman tersebut hanya akan mempunyai pengaruh dalam waktu yang singkat saja. Memang hukuman-hukuman itu dapat menahan atau menghentikan kelakuan-kelakuan terlarang selama hukuman itu mengancam. Setelah itu ia akan kembali kepada kelakuan-kelakuan yang tidak baik, apabila ketegangan perasaannya itu tidak diselesaikan. Dan untuk menghindarkan anak-anak dari kegelisahan dan kenakalan-kenakalan dapat usaha-usaha prefentif antara lain dengan pendidikan agama, dikebalikan pada orang tua harus mengerti dasar-dasar pendidikan, pengisian waktu terluang dengan teratur, membentuk markas-markas bimbingan dan penyuluhan, pengertian dan pengamalan ajaran agama, penyaringan buku-buku cerita, komik, film dan sebagainya (Daradjat, 1979 : 121-125).
 Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep Zakiah Daradjat dalam upaya menghadapi kenakalan anak-anak adalah bukannya menghukum secara fisik maupun mentalnya bahkan dipenjara melalui jalur hukum pidana, melainkan dicari akar permasalahannva sehingga, tanpa melakukan hukuman yang keras anak akan kembali kepada kondisi semula. Dengan demikian kiranya telah diketahui bersama bahwa langkah konkrit Zakiah Daradjat sebagai tokoh perawatan mental adalah signifikan dengan kenyataan dan kondisi saat sekarang.

No comments:

Post a Comment