A. Definisi
Dalam hubungannya dengan bahan organik
tanah, saat ini bahan humat didefinisikan sebagai sekumpulan bahan dengan berat
molekul relatif tinggi, berwarna coklat sampai hitam yang dibentuk melalui
reaksi sintesis sekunder. Bahan humat dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu
asam humat (AH), asam fulfat (AF) dan humin. Ketiga istilah ini digunakan
sebagai nama generik untuk menjelaskan material berwarna atau fraksi yang
didapat berdasarkan karakteristik kelarutan. Setiap fraksi merupakan campuran
heterogen dari bahan organik yang memiliki berat molekul dan kisaran luasan dan
muatan negatif.
Salah satu persoalan utama dalam menjelaskan bahan
humat adalah tidak adanya definisi yang tepat untuk berbagai fraksi humus
tertentu. Sayangnya, istilah-istilah (definisi) tersebut tidak konsisten.
Isitilah humus digunakan oleh beberapa ahli tanah sebagai sinonim bahan organik
tanah yang ditujukan pada semua bahan organik di dalam tanah termasuk bahan
humat. Istilah humus juga sering
digunakan untuk mewakili bahan humat.
Bahan humat menyusun 70%-80% bahan organik di tanah
mineral. Namun demikian, dalam bentuk fraksi dan bukan dalam bentuk keseluruhan
bahan humat. Hal ini disebabkan setiap
fraksi mencerminkan sifat yang pasti dan penting. Setiap fraksi memiliki
kemampuan kuat untuk berinteraksi dengan ion, oksida, hidroksida, mineral dan
bahan organik lain untuk membentuk asosiasi yang stabil di dalam air.
Heterogenitas tersebut dan juga karakterisitk dan
struktur bahan humat bersifat mendua, menimbulkan pertanyaan apakah bahan humat
dari jenis tanah yang berbeda akan sama? Berbagai usaha untuk mengisolasi
komponen tunggal secara murni dan
mengidentifikasi strukturnya selalu gagal.
Christopher (1996) menyatakan bahwa terdapat pendapat
(yang masih diperdebatkan) bahwa bahan humat dibagi menjadi dua grup yaitu:
1.
Bahan humat di tanah temperate, dimana asam humat lebih
memperbaiki sifat tanah daripada asam fulfat
2.
Bahan humat di tanah tropis,
dimana asam fulfat lebih memperbaiki sifat tanah.
3.
Bahan humat di tanah arktik, temperate, subtropis dan tropis memiliki
struktur yang sama. Sejumlah peneliti juga menemukan bahwa bahan humat dari
berbagai tempat dengan iklim, tipe tanah dan pengelolaan yang berbeda memiliki
ciri yang umumnya sama. Namun demikian, bahan humat dari lingkungan yang sangat
berbeda, misalnya bahan humat dari tanah, air, aliran air, air bawah tanah,
laut dan lautan berbeda.
B.
Pembentukan
Bahan Humat
Pembentukan bahan humat adalah aspek kimia humus yang paling akhir
dimengerti dan merupakan hal yang paling banyak diperdebatkan. Pengkajian mengenai
subjek ini yang berupa penelitian yang
lama dan terus menerus dapat dibuktikan berdasarkan latar belakang teori dan
prakteknya.
Terdapat beberapa lintasan untuk pembentukan bahan
humat selama pelapukan sisa tanaman dan binatang di dalam tanah (Gambar 1).
Lintasan-lintasan yang penting diperlihatkan di gambar ini, menurut teori
klasik yang diperkenalkan oleh Waksman (1932), bahwa bahan humat mewakili
lignin yang dimodifikasi (lintasan 1) tetapi umumnya saat ini, lintasan
pembentukan humat melibatkan kinon (lintasan 2 dan 3). Pada kenyataannya, keempat lintasan harus
dianggap sebagai mekanisme sintesis asam humat dan fulfat di alam, termasuk
kondensasi gula amina (lintasan 4). Keempat lintasan dapat berlangsung di semua
tanah, tetapi tidak dengan intensitas dan kepentingan yang sama. Lintasan
lignin mungkin mendominasi tanah dengan drainase buruk dan sediment basah
(rawa, dll) sedangkan
sitensis dari polifenol lebih berperan di tanah hutan tertentu.
Bahan humat terdiri
atas tiga bentuk yaitu asam humat, asam fulfat, dan humin :
1.
Asam humat ;
merupakan fraksi dari bahan humat ini tidak larut di dalam air di bawah kondisi
asam (pH < 2), tetapi larut pada pH yang lebih tinggi. Asam ini dapat
diekstraksi dari tanah dengan berbagai pereaksi dan asam ini tidak larut di
dalam asam encer. Asam humat adalah
komponen dapat diekstrak utama pada bahan humat tanah. Asam ini berwarna coklat gelap sampai hitam.
2.
Asam fulfat ; merupakan fraksi dari
bahan humat ini larut dalam air di bawah semua kondisi pH. Asam ini tetap berada di dalam larutan
setelah asam humat diihilangkan melalui pengasaman. Asam fulfat berwarna kuning
muda sampai coklat kuning.
3.
Humin ; merupakan fraksi bahan humat
ini tidak larut di dalam air (pada semua pH) dan tidak larut di dalam basa.
Humin berwarna hitam.
C.
MANFAAT BAHAN HUMAT
1.
Asam
humat
Berdasarkan
struktur molekulnya, asam humat dapat
memberikan banyak manfaat pada produksi tanaman. Asam humat membantu pemisahan
liat dan tanah padat, membantu mentransfer unsur hara mikro dari tanah ke
tanaman, meningkatkan retensi air, meningkatkan laju perkecambahan benih dan
penetrasi akar, dan merangsang perkembangan
populasi mikroflora di dalam tanah.
Asam
humat murni bukanlah suatu pupuk, tetapi
dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap
pupuk. Asam humat terutama membantu berpindahnya hara mikro dari tanah
ke tanaman, dan manfaatnya telah
terbukti di lapangan.
Asam
humat dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui beberapa cara yaitu: memantapkan
agregat tanah, penetrasi air, transfer unsur hara mikro, dan penghilangan air tanah
a.
Memantapkan agregat tanah
Tanah-tanah
dengan kandungan liat tinggi dapat menjadi padat dan kompak sehingga dapat
menahan perakaran tanaman. Dua alasan yang diajukan adalah:
1)
Garam di dalam
tanah menetralkan muatan negatif sehingga partikel liat menjadi terpisah satu
sama lain.
2)
Persentase
liat di dalam tanah sangat tinggi sehingga muatan positif pada sisi suatu partikel liat berkombinasi dengan
muatan negatif pada permukaan datar yang lain, membentuk suatu struktur tiga
dimensi struktur yang ketat
Dalam
pembentukan agregat, asam humat bertindak sebagai agen pengikat tanah yang
mengikat partikel koloid liat menjadi mikroagregat.
b.
Meningkatkan
penetrasi Air
Asam
humat menyebabkan partikel liat berada di ujung asam humat, dengan demikain air
dapat berpenetrasi di antara partikel liat tersebut. Fenomena di atas dapat terjadi melalui dua cara dua yaitu :
1)
Asam humat
dapat mensegregasi garam dan memindahkannya dari permukaan partikel liat.
Muatan negatif total yang dihasilkan menyebabkan partikel terlepas satu sama
lain, dan mejadikan struktur tanah lebih remah.
2)
Gugus
karboksil pada molekul asam humat terikat pada sisi partikel yang bermuatan
positif. Ikatan ini menghilangkan gaya
tarik antara muatan positif di sisi suatu partikel dengan muatan negatif
pada permukaan datar dari partikel lain.
Fenomena
tersebut, disebut aksi koloidal, akan meremahkan tanah, memudahkan akar
menembus tanah. Pengaruh asam humat pada tanah berliat terlihat lebih jelas pada jangka waktu yang
panjang. Pada tanah liat berat, efek tersebut akan terlihat setelah enam bulan
atau lebih.
c.
Transfer
unsur hara mikro
Asam
humat memiliki kapasitas tukar kation tinggi.
Pengambilan ion oleh asam humat bergantung pada ketersediaan suatu ion
untuk menggantikan posisi ion yang dilepaskan.
Asam humat dapat memegang kation sehingga kation dapat diserap oleh akar
tanaman, memperbaiki pertukaran unsur
hara mikro dan memindahkannya pada
sistem perakaran tanaman.
Karena
sistem perakaran bermuatan negatif, asam
humat bergerak mendekati akar sehingga muatan negatif akar melebihi muatan
negatif asam humat. Hara mikro dilepaskan dari molekul asam humat dan masuk ke
membran akar. Asam humat dan hara mikro
di permukaan akar diserap dan memasuki sistem metabolisme tanaman. Dengan
demikian asam humat berperan penting sebagai medium pengangkut unsur hara dari
tanah ke tanaman. Ion positif lebih mudah diserap akar tanaman. Asam humat
memegang kation sehingga kation dapat dengan mudah diserap oleh akar tanaman
dan meningkatkan pemindahan hara mikro ke sistem perakaran tanaman.
d.
Penghilangan
Air tanah
Asam
humat menghambat penguapan air dari tanah. Ini penting di dalam tanah terutama
jika liat tidak tersedia atau hanya ada pada konsentrasi rendah, di daerah
kering, dan di tanah berpasir tanpa kemampuan untuk menahan air.
Dengan
adanya air, sebagian kation yang diadsorpsi oleh asam humat akan terionisasi
dan kation ini sedikit menjauhi sisi oksidasi asam humat. Keadaan ini
memperbaiki kembali sebagian gaya tarik ion positif
yang terikat.
Air
adalah suatu molekul dipolar dan bermuatan netral, ujung molekul air mengandung
atom oksigen yang berikatan lemah dengan ion. Hidrogen atau ujung negatif molekul air secara parsial dinetralkan, dan meningkatkan daya tarik menarik sisi postitif
ion hidrogen tersebut. Oksigen dari
molekul air lain terikat dengan ujung molekul
hidrogen sampai gaya tarik molekul air terlepas.
Keadaan
tersebut mengurangi laju penguapan sekitar 30%. Asam humat dengan nyata dapat
berpengaruh terhadap pengurangan penguapan air dan peningkatan penggunaan air
oleh tanaman pada tanah tidak berliat, kering, dan tanah-tanah berpasir.
e.
Menstimulasi
perkembangan mikroorganisme
Asam
humat merupakan sumber fosfat dan karbon yang dapat menstimulasi populasi
mikroflora dan merupakan tempat untuk mikroflora berkolonisasi. Bakteri
mengeekskresikan enzim yang bertindak
sebagai katalisator, membebaskan kalsium dan fosfor dari fosfat kalsium yang
tidak dapat larut, serta besi dan fosfor dari senyawa fosfat besi yang tidak
dapat larut. Unsur kalsium, fosfor, dan
besi yang dibebaskan akan diserap oleh
asam humat sehingga unsur-unsur tersebut
hanya sedikit tersedia untuk bakteri.
Selanjutnya,
bakteri distimulasi untuk mengeluarkan
enzim secara berlebih yang akan membebaskan kalsium, besi, fosfor, sampai kebutuhan asam humat dan bakteri akan ketiga unsur di
atas tercukupi. Dengan cara yang sama, unsur hara mikro juga dikonversi menjadi
bentuk yang lebih mudah digunakan oleh
tanaman.
f.
Perkecambahan
Benih
Pengaruh
asam humat pada perkecambahan benih sama dengan pengaruh pada tanaman yang
telah berakar. Asam humat, membawa unsur hara mikro dan air ke dalam benih
melalui pori-pori, kemudian merangsang pertumbuhan.
Mekanisme
pemindahan nampaknya sama seperti mekanisme untuk IBA (indole butyric acid) tetapi
mekanisme yang tepat belum diketahui.
Dengan adanya asam humat, tidak hanya kecepatan berkecambah yang meningkat,
tetapi juga persentase perkecambahan.
g.
Efisiensi
Penggunaan Pupuk
Asam
humat dapat digunakana bersamaan dengan pupuk karena asam humat
mampu menyerap komponen pupuk dan meningkatkan pelepasan mereka ke tanaman. Jika penggunaan pupuk dan asam humat
dilakukan secara bijaksana, kesuburan tanah dengan kandungan bahan organik
rendah, dan pada tanaman yang tumbuh didaerah kering akan meningkat.
2. Peran bahan humat dalam
agregasi tanah
Jika bahan humat dari tempat yang berbeda
memiliki struktur yang sama, mengapa terdapat efisiensi ganda dari asam humat
dan asam fulfat di tanah temperat dan tropis?
Hal tersebut tergantung dari jumlahnya. Asam humat lebih memperbaiki sifat tanah temperate
daripada tanah tropis karena jumlah nya
lebih besar di tanah temperate.
Dengan cara yang sama, asam fulfat memperlihatkan
performa yang lebih baik di tanah tropis karena kandungan asam tersebut di
tanah tropis lebih besar daripada tanah temperat. Salah satu alasan mengapa
asam fulfat lebih banyak di tanah tropis karena kecepatan turnover bahan
organik lebih tinggi. Degradasi genesis bahan humat, menyebabkan asam humat
dikonversi menjadi asam fulfat, dan hal ini lebih intensif terjadi di tanah
tropis daripada tanah temperate.
Beberapa teori (masih diperdebatkan)
mengenai peran asam humat dan fulfat dalam agregasi adalah:
a.
Asam fulfat lebih baik daripada
asam humat karena asam fulfat lebih kecil, memiliki muatan lebih banyak dan
lebih polar daripada asam humat (Gambar 4)
b.
Asam humat berukuran besar
sehingga tidak efektif sebagai agen pengikat, gugus fungsi tidak cukup bebas untuk terikat pada partikel liat
(Gambar 5)
c.
Asam fulfat lebih asam dari
asam humat karena mengandung gugus fungsi karboksilik yang lebih banyak.
Bersama dengan gugus karboksiloik, gugus fenolik –OH merupakan faktor utama
dalam kapasitas tukar kation bahan organik, sama halnya dengan pembentukan
kompleks dengan logam. Gugus karboksil lebih reaktif daripada gugus fenolik-OH
karena gugus karboksil lebih mudah berdisosiasi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
asam humat lebih baik dari asam fulfat. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan
bahwa bahan humat di agregat yang stabil memiliki berat lebih tinggi (> 100000)
daripada bahan humat di agregat tidak stabil. Bahan dengan berat molekul
tinggi ini didominasi oleh asam humat, dan bahwa gugus fenolik-OH disini
bersifat lebih efektif daripada gugus karboksil dalam mendukung kestabilan
agregat.