Jika kita berhadapan dengan suatu bahan organik disertai informasi karakteristik
kimianya (data analisis kimia)
1. Bila kandungan N lebih dari 2,5%
bahan organik ini dikatakan berkualitas
tinggi, maka ada dua kemungkinan :
a. Bila kandungan lignin kurang dari 15%
dan polyphenol kurang dari 4%, maka :
1) Bahan organik tersebut
dibenamkan bersamaan dengan saat tanam tanaman semusim, sebagai pupuk in-situ.
2) Bahan organik tersebut jangan dicampur dengan pupuk atau
bahan organik berkualitas tinggi, karena akan hilang percuma.
b. Bila kandungan lignin lebih dari 15
%:
Bahan organik tersebut dicampur dengan pupuk atau bahan
organik lain yang berkualitas tinggi (kandungan N lebih dari 2,5 %)
2. Bila kandungan N kurang dari 2,5 %,
dibagi dua kelompok berdasarkan kandungan ligninnya :
a. Bila kandungan lignin kurang dari 15 %,
maka direkomendasikan :
1) Bahan organik tersebut dicampur dengan pupuk atau
ditambahkan pada kompos.
2) Bahan tersebut jangan disebar
pada permukaan tanah untuk menekan evaporasi dan erosi, karena cepat melapuk
sehingga cepat hilang dan tidak dapat menjaga kondisi air tanah.
b. Bila kandungan lignin lebih dari 15
%, maka :
Bahan organik ini dapat disebar
pada permukaan tanah sebagai mulsa untuk menekan evaporasi dan erosi.
Prosedur sederhana untuk
menentukan cara pengelolaan bahan organik yang tepat seperti contoh (Gambar
4.7) sebenarnya dapat dikembangkan sendiri oleh para praktisi dan petani
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, karena tidak semua kasus
bisa mengikuti pola aturan ilmiah di atas. Sebagai contoh, sebuah pedoman
serupa dikembangkan oleh petani di Zimbabwe berdasarkan pengalaman dan kebutuhan
mereka (Giller, 1999). Pedoman ini
didasarkan pada karakteristik bahan secara sederhana yaitu warna daun (Gambar 4.7 b). Penggunaan pedoman ini
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Bila daun berwarna hijau ,ada
dua kelompok :
a. Apabila daun tidak berserat dan
mudah hancur, terasa sangat kelat (Bahasa Jawa : sepet), maka direkomendasikan :
Bahan organik tersebut dapat dibenamkan in-situ bersamaan dengan waktu tanam tanaman semusim.
b. Apabila daun berserat dan tidak
mudah hancur, tidak terasa kelat, maka direkomendasikan :
1) Bahan organik tersebut jangan dibenamkan in-situ bersamaan dengan waktu tanam tanaman semusim.
2) Bahan tersebut sebaiknya
dicampur dengan pupuk atau bahan organik lain yang berkualitas tinggi.
2. Bila daun berwarna kuning
dipisahkan menjadi dua kelompok :
a. Apabila mudah hancur sperti
tepung, maka direkomendasikan :
1) Bahan organik tersebut dicampur
dengan pupuk atau ditambahkan pada kompos.
2) Bahan organik tersebut jangan disebar pada permukaan tanah
sebagai mulsa karena bahan organik cepat melapuk sehingga tidak dapat untuk
menekan evaporasi dan erosi.
b. Apabila tidak mudah hancur bila
kering, maka direkomendasikan :
Bahan organik tersebut dapat disebar pada permukaan tanah sebagai mulsa
untuk menekan evaporasi dan erosi.
No comments:
Post a Comment