Home AD

Wednesday, July 11, 2012

Jenis-jenis Pemberitaan


         Sebelum sampai ke pembahasan bagaimana mengelola isu di media, kita lihat apa saja jenis berita dari yang secara alamiah ada, muncul secara tidak terduga, berita yang diangkat dari fakta-fakta yang tidak tertangkap indera, atau berita yang memang “diciptakan”.
          Pertama, berita yang pasti ada karena memang ada sebuah agenda kegiatan. Contoh: pentas musik, pelantikan pejabat di Dirjen Dikti, yang semua sudah direncanakan dan dijadwalkan.
          Kedua, berita yang dikembangkan dari sebuah agenda kegiatan. Contoh: dari pentas musik itu, apa yang bisa diangkat sebagai sesuatu yang menarik bagi pembaca? Dari pelantikan pejabat itu, misalnya, dibuat profil pejabat yang promosi.
          Ketiga, berita yang ditulis dari realitas publik. Contoh: protes warga karena limbah pabrik yang mencemari sumur di sebuah lingkungan perumahan. Atau kebijakan Dirjen Dikti tentang kewajiban menulis ilmiah di jurnal ilmiah bagi mahasiswa S1, S2, dan S3 dengan segmentasi masing-masing.
          Keempat, berita yang dikembangkan dari sebuah realitas publik. Contoh: dari protes warga itu, dikembangkan bermacam-macam kemungkinan. Penyakit yang muncul karena pencemaran, warga yang harus mengalihkan sumber air bersih untuk minum, juga bagaimana tindakan pabrik.
          Kelima, berita yang muncul secara tidak terduga. Contoh: kecelakaan pesawat terbang, bencana alam, dan sebagainya.
         Keenam, berita yang dikembangkan dari berita tidak terduga. Contoh: analisis, dan mencari penyebab kecelakaan pesawat terbang.
          Ketujuh, berita yang digali secara in-depth, bahkan secara investigative. Contoh: berita-berita yang dikembangkan dengan mencari sebab-sebab dari sebuah kejadian secara mendalam, lengkap, dari berbagai sisi. Secara investigatif terkadang dikembangkan model-model mirip “penyelidikan” melalui penelusuran dokumen-dokumen, penelitian, referensi kepustakaan, dan sebagainya.(Amir Machmud NS)

Pusaran Isu Media


          Jika kita mengamati isi pemberitaan media, baik cetak maupun elektronik, maka akan terasa materi berita dan sumber-sumbernya itu, pada setiap kejadian sesungguhnya sama. Hanya, kemudian materi berita-berita tersebut berkembang dari berbagai aspek dan angle-nya, “tidak tunggal” karena perbedaan karakter dan kebijakan redaksional media. Juga bagaimana setiap media punya cara pendekatan dan pengembangan terhadap sebuah isu.
          Jadi, yang membedakan antara satu media dengan media lainnya dalam pusaran isu itu adalah pengambilan angle-nya, cara menyajikannya: ragam, teknik, estetika, dan filosofi eye-catchin, cara mengelola dan mengembangkan isunya, lalu frame (bingkai) sejalan dengan bagaimana orientasi/ kebijakan redaksional sebuah media.(Amir Machmud NS)

Melihat Frame dari Ideologi Media (1)


          Cara pandang individu dan/ atau kelembagaan media massa yang memengaruhi kebijakan pemberitaan memunculkan realitas media. Yang harus kita pahami, apa yang ditulis/ disiarkan sebagai realitas media, belum tentu sama dengan realitas di luar media (pemerintah, pelaku bisnis, politisi, atau masyarakat).
          Mengapa? Ideologi media massa tidak mungkin terlepas dari faktor-faktor lain yang mengonstruksi realitas, atau ikut memengaruhi kebijakan pemberitaan, misalnya:
  1. Individu atau kelompok individu pengelola media, misalnya karena faktor-faktor profesionalisme, latar belakang pendidikan, jenis kelamin, usia, agama, dan bahkan afiliasi politik.
  2. Kebijakan masing-masing media. Setiap media memiliki parameter layak muat dan karakteristik berita yang membedakan satu sama lain.
  3. Struktur organisasi media, yakni faktor-faktor internal organisasi media yang non-redaksi yang dalam manajemen bisnis akan saling memengaruhi.
  4. Ekstramedia, yaitu faktor lingkungan di luar media yang ikut memengaruhi kebijakan pemberitaan, misalnya bagaimana kepentingan pemerintah terhadap isu tertentu, pemasang iklan, pelaku bisnis, politisi, juga bagaimana sikap masyarakat.(Amir Machmud NS)