Home AD

Saturday, February 16, 2013

Tanah Terdegradasi



Oldeman (1996) menyatakan 5 faktor penyebab degradasi tanah akibat campur tanagan manusa secara langsung :

1.  Deforestasi:, luas lahan kritis hingga awal th 2000,  23,2 juta ha dan 1,8 juta ha di Kalimantan tengah (Dephut, 2003)
 Laju deforestasi di Indonesia 1,6 juta ha /th
2.  Aktivitas pertanian
3.  Overgrazing
4.  Eksploitasi berlebihan
5.  Aktivitas industri dan bioindustri

Pendapat sebelumnya Lal (1986): Penyebab tanah terdegradasi:


1.  Deforestasi
2.  Mekanisasi dalam usaha tani
3.  Kebakaran hutan
4.  Penggunaan bahan kimia pertanian
5.  Penanaman secara monokultur

BIOREMEDIASI PADA LINGKUNGAN TANAH TERCEMAR DAN RESILIENSI TANAH TERDEGRADASI

1.  Bioremediasi : Mikroba yang dapat mendegradasi senyawa kontaminasi
2.  Resiliensi adalah ukuran kemampuan system tanah untuk kembali pada kondisi asli, sedangkan resiliensi sebagai kata sifat berarti kemampuan sangga tanah atau ketahanan tanah terhadap perubahan (Eswaran, 1994). Menurut Eswaran (1994) Resiliensi merupakan upaya rehabilitasi tanah.

Seybold (1999) menyatakan terdapat 3 pendekatan utk mengkaji resiliensi tanah:

1.  Mengukur secara langsung recovery setelah terjadinya gangguan
2.  Melakukan kuantifikasi terpadu mekanisme recovery setelah terjadinya gangguan
3.  Mengukur sifat-sifat yang mendukung indikator mekanisme recovery tsb

Menentukan Jenis Pupuk


1. Bagaimana cara kita menentukan dosis pupuk berdasarkan data analisis?
          Deretan data hasil analisa tanah itu menunjukkan kondisi tanah yang Anda miliki; antara lain berbagai unsur hara yang terkandung di dalamnya. Dari data tersebut akan terlihat unsur hara apa yang paling banyak atau paling sedikit terdapat dalam tanah.
          Banyak atau sedikitnya unsur-unsur dalam tanah memang bisa dilihat pada lembaran hasil analisa tanah. Namun cukup tidaknya unsur itu untuk pertumbuhan suatu tanaman perlu dicek dengan daftar penilaian angka-angka hasil analisa tanah yang dikeluarkan oleh lembaga yang menganalisa tanah. Puslittan misalanya, mengeluarkan daftar seperti yang tertera pada Tabel. Dengan cara itu mereka yang memeriksakan tanahnya di sana bisa mengetahui sampai seberapa jauh kandungan unsur-unsur hara dalam tanah yang dimilikinya; apakah termasuk kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, atau sangat tinggi.

Menentukan dosis pupuk Organik

          Bila hasil analisa tanah menunjukkan kandungan unsur C hanya 1.00%,  tentu—berdasarkan penilaian angka-angka hasil analisa tanah Puslittan—termasuk kategori rendah. Padahal untuk tanah yang baik dibutuhkan unsur C kategori tinggi. Lalu, seberapa banyakkah unsur itu harus ditambah?
          Dari hasil pembicaraan dengan Ir. Aman Barus, M.Sc. (Kepala Sub Kelompok Peneliti Pengendalian Erosi, Puslittan) diperoleh keterangan bahwa kekurangan unsur  C dalam tanah sebaiknya ditanggulangi dengan bahan organik. Perhitungan berapa banyak yang harus ditambahkan pada tanah itu adalah sebagai berikut. Kekurangan unsur C sebanyak 2% (3%-1%) berarti kekurangan unsur C sebesar (2 x 2.000.000) : 10.000 = 400 kg (keterangan : 2.000.000 kg merupakan berat tanah 1 ha dengan kedalaman 20 cm dan berat jenis = 1). Bila jumlah itu dikonversikan ke bahan organik dengan kandungan unsur C sebanyak 2%, maka jumlah bahan organik   yang dibutuhkan adalah 100/2 x 400 = 20.000 kg atau 20 ton (dalam 1 ha).
          Bagaimana bila kandungan unsur N nya rendah? Taruhlah hasil analisa tanah menunjukkan kandungannya hanya 0,1%. Untuk meningkatkannya menjadi 0,5% perhitungannya tidak jauh berbeda dengan perhitungan di atas. Kekurangan unsur N sebanyak 0,4% setara dengan (0,4 x 2.000.000) : 10.000 = 80 kg. Unsur N sebanyak itu bisa dipenuhi oleh Urea dengan kandungan unsur N 46% sebanyak 100/46 x 80 = 173,9 kg (untuk luasan 1 ha).
Untuk unsur P masih dipertimbangkan  menurut Barus—sebaiknya dilihat angka yang tertera di kolom P2O5 Bray 1. Uji Bray 1 ini menunjukkan jumlah unsur  P yang tersedia di tanah. Bila angka yang tercantum di kolom tersebut adalah 5 ppm berarti termasuk kategori sedang. Katakanlah Anda ingin meningkatkannya hingga mencapai kategori tinggi, perhitungannya agak berbeda. Kekurangan unsur P sebanyak 6 ppm (11ppm-5ppm) setara dengan (0,000006 : 0,1) x 2.000.000 = 120 kg. Jumlah P sebanyak itu bila hendak dikonversikan ke dalam bentuk pupuk TSP (kandungan P 46%) akan membutuhkan 100/46 x 120 = 260 kg (dalam 1 ha).
Bagaimana bila tanah yang kandungan unsur C, N, atau P-nya rendah itu hendak dipakai sebagai media tanaman dalam pot? Tidak sulit untuk menghitung jumlah pupuk yang harus ditambahkan. Perhitungannya sama dengan yang diatas, hanya jumlahnya dikonversikan lagi sesuai dengan berat tanah dalam pot. (Bonita Ariyanti).

Analisa Daun



Analisa daun dalam menyusun rekomendasi akan sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana tanaman dapat menyerap hara dari dalam tanah dengan baik ,sehingga tanaman tersebut termasuk kategori sehat atau dalam keadaan sakit/kahat unsur hara berdasarkan pada standar baku unsur hara daun. Adiningsih (1995) secara lebih rinci mengemukakan kegunaan daun sebagai berikut :
1. Mendiagnose gejala kekahatan/keracunan
2. Untuk menentukan/memastikan adanya kekahatan yang tersembunyi
3. Menentukan terjadinya kekahatan hara di suatu area
4. Mendiagnose apakah suatu hara dapat diabsorbsi tanaman
5. Mempelajari adanya interaksi/antagonis diantara unsur hara
6. Mempelajari fungsi berbagai hara dalam tanaman.
            Selanjutnya Adiningsih (1995) mengemukakan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi hara dalam tanaman yang meliputi :
a. faktor tanaman :
- kematangan fisiologis
-bagian tanaman yang diambil contohnya
b. faktor tanah :
-ketersediaan hara
-kelembaban tanah
c. faktor lingkungan :
-cuaca
-gangguan biotik (hama/penyakit)
d. faktor pengelolaan :
-waktu tanam
-jarak tanam
-pemupukan
-pemangkasan
 
            Keadaan/status hara dari sejumlah blok kebun yang diambil contohnya dari setiap kebun yang berada di lingkup PTPN VIII berdasarkan hasil analisis daun indung (mother leaf) oleh laboratorium PPTK Gambung dapat dibagi ke dalam kriteria rendah, sedang dan tinggi.

Status Bahan Organik



Bahan organik tanah berkolerasi positif dengan efisiensi penggunaan pupuk dan merupakan sumber semua unsur hara penting bagi tanaman, dapat meningkatkan nilai kapasitas tukar kation tanah karena zarah organik bermuatan negatif dan mempunyai luas permukaan sangat besar, sehingga akan mengurangi pencucian hara. Disamping itu bahan organik tanah, dapat mempertinggi kapasitas memegang air sehingga mampu menahan kelembaban lebih tinggi. Dengan demikian unsur-unsur hara akan lebih tersedia untuk penggunaan yang lebih lama. Jadi peranan bahan organik sebagai penyangga (buffer)  terhadap pupuk dan unsur-unsur racun menjadi sangat penting.
Ketersediaan fosfat (P) sebagai hasil dari pertukaran ion P dari Fe dan Al fosfat dengan asam humate dan fulvate yang membentuk chelate dengan Fe dan Al akan makin tinggi dengan makin tingginya bahan organik tanah. Keadaan tersebut akan mereduksi/mengurangi fiksasi fosfat., mengurangi Mn menjadi bentuk Mn yang tersedia. Dengan adanya bahan organik yang cukup, daya fiksasi tanah Andisol terhadap P dapat diperkecil, sehingga produksi pucuk diharapkan naik. Bahan organik tanah merupakan suatu indeks ketersediaan N setelah mineralisasi karena juga merupakan sumber amonium (NH4+) dan nitrat (NO3-) sebagai nutrisi tanaman. Dengan demikian tingkat ketersediaan bahan  organik tanah membantu mengatur ketersediaan pupuk N, dan membantu meningkatkan efisiensi dari penggunaan pupuk N. Standar baku nilai kandungan bahan organik di dataran tinggi harus lebih tinggi daripada dataran rendah, karena adanya proses dekomposisi bahan organik di dataran rendah lebih cepat daripada di dataran tinggi. Hal ini disebabkan dekomposisi bahan mentah lebih mudah pada suhu yang lebih tinggi dan suhu rata-rata dataran rendah umumnya lebih tinggi daripada dataran tinggi.
Pada tanah Andisol umumnya berkadar bahan organik tinggi, tetapi karena letak penyebarannya dan adanya senyawa kompleks antara lempung alofan dan bahan organik (organo metallic complexes) yang tahan terhadap penguraian jasad renik, maka bahan organik akan cenderung tertimbun daripada terurai.