Pendalaman
mengenai pengelolaan isu untuk media selalu harus diawali dari pengenalan
terhadap sistem keredaksian (editorial
system) di suatu media, yang dalam praksis umum manajemen dunia media massa
meliputi perputaran empat mata rantai, yakni perencanaan, peliputan, editing
(penyuntingan), dan penyajian.
Empat mata rantai itu menggambarkan sebuah
manajemen proses yang tidak mungkin
saling terputus, karena menjadi semacam pusaran
“pelayanan”. Penyajian, sebagai “goal”
dari sistem keredaksian ditentukan oleh kualitas penyuntingan, sedangkan mutu
penyuntingan akan bergantung pada mutu peliputan, dan kualitas peliputan dalam
banyak segi bersandar pada kualitas perencanaan.
Wartawan berusaha memberikan
“pelayanan” kepada redaktur dengan tulisan-tulisan yang fit to print; redaktur memberi “pelayanan” kepada redaktur
pelaksana juga dengan mutu editing yang tidak menyisakan celah baik bahasa,
akurasi, maupun substansi; sedangkan redaktur pelaksana memberi “pelayanan”
kepada pemimpin redaksi dengan sajian yang tidak membuka kemungkinan celah
hukum atau masalah kredibilitas media. Dan, pada akhirnya, yang mendapat
“layanan terbaik” adalah pembaca, dengan tingkat kepuasan yang komprehensif.
Sistem tersebut dijalankan oleh sedikitnya
lima fungsi kunci, mulai dari wartawan/ reporter, redaktur, koordinator
liputan, redaktur pelaksana, dan pemimpin redaksi. Tentu setiap media memiliki
corak, karakteristik, dan segmentasi yang memengaruhi tingkat kebutuhan
masing-masing, sehingga harus mengkreasi pengembangan fungsi-fungsi tersebut
sesuai dengan tuntutan organisasionalnya. (Amir Machmud NS)