Asal Mula Tanaman Kubis
- Bentuk liar kubis terdapat di sepanjang pantai laut tengah dan atau jazirah Asia kecil atau Turki.
- Perbedaan tempat evolusi yang terjadi ribuan tahun yang lalu menghasilkan bentuk yang berbeda misalnya kaelan telah dibudidayakan di Yunani sejak tahun 600 sebelum masehi.
- Bentuk bentuk liar yang vterdapat di daerah Laut Tengah dalam kurun waktu terakhir ini merupakan bentuk-bentuk semusim (annual) yang tumbuh di daerah dengan musim yang lembab dan hangat.
- Bentuk-bentuk terdahulu yang menyebar ke Eropa Barat Daya, terseleksi menjadi bentuk dwi musim (biennial) yang lebih tahan terhadap musim dingin yang ekstrim.
- Kemudian suhu dingin ini selalu diperlukan oleh tipe ini sebagai syarat untuk pembentukan bunganya. Suhu dingin yang diperlukan untuk merangsang pembungaan disebut vernalisasi. Tipe dwi musim ini diduga sebagai hasil persilangan dengan tipe-tipe dwimusim kubis-kubis liar di daerah tersebut.
- Kedua tipe ini dibudidayakan di Indonesia
1) Tipe semusim (annual type), ialah tipe kubis yang dapat tumbuh dan berkrop,
berbunga, dan berbiji di daerah tropika pada umumnya dan di Indonesia khususnya
tanpa periode pendinginan terlebih dahulu.
2) Tipe Dwimusim (biennial type) adalah tipe kubis yang dapat tumbuh dan berkrop di
daerah tropika, namun tidak mampu berbunga secara alami di daerah tropika
karena ketiadaan musim dingin untuk merangsang pembungaannya.
Padahal tipe dwimusim ini banyak permintaan karena kropnya yang keras,
padat, tidak rapuh dan tidak renyah seperti kubis semusim. Sebenarnya di Indonesia pernah dilakukan
vernalisasi pada tanaman dewasa, namun tidak ekonomis.
Contoh jenis kubis
a)
Semusim : Krop Pujon, Tawangmangu, Yoshin dan Seigon
b)
Dwimusim : KK-Cross, KY-Cross,
Gloria Osena, Green Coronet.
Perbedaan Sifat-sifat kubis Semusim dan Dwi musim
No
|
S I F A T
|
TIPE KUBIS
|
|
SEMUSIM
|
DWIMUSIM
|
||
1.
|
Kemampuan berbunga secara alami
|
Dapat
|
Tidak
|
2.
|
Kemampuan berbiji secara alami
|
Dapat
|
tidak
|
3.
|
Kepadatan Krop
|
Relatif kurang
|
Padat sampai
padat sekali
|
4.
|
Batang
|
Tinggi
|
Rendah
|
5.
|
Daun
|
Renyah
|
Agak liat
|
6.
|
Rasa
|
Agak manis
Kadang-kadang juga getir
|
Tawar
|
7.
|
Ketahanan terhadap penyakit
|
Tahan
|
Agak tahan
|
8.
|
Keseragaman bentuk tanaman
|
Kurang seragam
|
Seragam
(hibrida)
|
9.
|
Umur panen
|
Lambat
|
Relatif lebih
cepat
|
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kubis
Pertumbuhan vegetative
Biji yang
disemai menghasilkan kecambah dengan hipokotil yang agak kemerahan, beberapa cm
panjangnya dengan dua buah kotiledon. Daun-daun pertamanya mempunyai tangkai
daun (petiole), dan kemudian tangkai daun berikutnya memendaek dan akhirnya
menjadi daun duduk (sessilis), daun kubis pada umumnya berlapis lilin. Jarak
antara daun pertama dengan daun-daun berikutnya makin lama makin pendek dan
menjelang pembentukan krop, antara daun-daun duduk sudah rapat sekali (roset).
Pembentukan primordia daun terus berlangsung sementara daun duduk sebelumnya
mulai melengkung ke dalam, sehingga mencegah daun-daun muda berikutnya untuk
membuka, demikian seterusnya sehingga akhirnya terbentuk krop. Suhu optimal pembentukkan krop antara 15 – 25
OC
Perkembangan generative
Perkembangan ke
arah generatif dapat terjadi karena pengaruh lingkungan terutama suhu. Tanaman
kubis mempunyai stadium remaja (juvenil Stage) yang lamanya ± 1 bulan sejak biji disemai, yang secara morfologi terjadi bila
diameter batang kira-kita 0.5 cm atau bibit telah berdaun 8 – 10 helai. Apabila
pada stadium ini diberi suhu rendah (± 4OC)
selama 2 – 3 bulan dan setelah itu ditanam ditempat yang berhawa dingin, maka
tanaman tidak akan membentuk krop melainkan akan mengalami pemanjangan batang,
membentuk kuncup bunga dan berbunga, akhirnya menghasilkan biji.
lengkap sekali infonya makasih kak
ReplyDeletemobil truk