Sistem pembelajaran dan cara belajar yang disebut sebagai High Impact Pratices (HIP) atau High Impact Educational Practices (HIEP) telah
terbukti membawa dampak atau hasil yang positif bagi mahasiswa yang berasal
dari berbagai latar belakang di perguruan tinggi. Dalam sistem pembelajaran
HIP, mahasiswa terlibat langsung dan aktif dalam proses belajar, mereka bukan
hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas dan mereka dilatih dan
diharapkan untuk melihat keterkaitan antara apa yang mereka pelajari atau
kerjakan dengan pengalaman pribadi maupun pengalaman hidup mereka. Mereka dilatih
untuk berpikir kritis dan bisa memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam
pekerjaan, magang maupun di kelas. Mahasiswa juga dilatih untuk bekerja sama
dalam kelompok, berkomunikasi dan berinteraksi langsung dengan masyarakat dan
menerapkan apa yang mereka pelajari dari buku, kelas, dosen maupun temannya
dalam situasi yang mereka hadapi. Faktor lain yang penting dalam HIP adalah
proses refleksi.
Dalam proses
refleksi, mahasiswa mengkritisi pandangan atau perspektif mereka dan
menghubungkannya dengan teori maupun pengalaman langsung yang mereka alami baik
di kelas, dalam melakukan internship atau magang, maupun kegiatan sosial, pengabdian
dan kegiatan belajar yang lain. Mereka menilai secara kritis asumsi dasar
mereka, sehingga mereka bisa mengenal diri mereka sendiri dengan lebih baik dan
melihat bagaimana hubungan mereka dengan orang lain maupun masyarakat secara
umum. Dalam proses refleksi ini mereka juga dilatih untuk mengenal kelemahan
pandangan mereka agar bisa memperbaikinya di kemudian hari. Proses refleksi ini
bisa dilakukan secara tertulis maupun lisan dan secara individual maupun
bekelompok.
Secara singkat ada enam karakteristik yang membedakan HIP dari sistem
pembelajaran yang lain (AAC&U, 2008; https://www.aacu.org/leap/hips). Keenam karakteristik tersebut adalah:
- HIP memerlukan komitmen penuh dari mahasiswa. Oleh karena HIP mensyaratkan keterlibatan mahasiswa langsung dalam proses pendidikan mereka, HIP menuntut komitmen dan keterlibatan mahasiswa yang tinggi. Hal ini berarti mahasiswa juga harus meluangkan waktu dan usaha yang intensif dalam proses pendidikan mereka. Mahasiswa melakukan active-learning atau proses belajar yang aktif.
- HIP menekankan interaksi yang mendalam dan intensif secara teratur dan berlangsung beberapa lama. Interaksi ini meliputi interaksi dengan dosen, sesama mahasiswa, maupun dengan anggota masyarakat. Melalui hubungan sosial yang intensif ini terjalin pemahaman maupun proses belajar yang berkelanjutan. Proses ini juga mendorong mahasiswa untuk mengevaluasi apa yang mereka pelajari maupun evaluasi terhadap diri dan anggapan dasar mereka.
- Mahasiswa mendapatkan masukan atau feedback secara berkala dan mendalam baik dari pengajar, supervisor (apabila melakukan magang) maupun dari anggota masyarakat (apabila mereka melakukan kegiatan pengabdian). Dari masukan ini, mahasiswa bisa secara terus-menerus mengevaluasi apa yang mereka lakukan.
- Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk menerapkan dan menguji apa yang mereka pelajari dalam berbagai konteks dan beragam situasi sehingga mereka bisa melihat hasilnya langsung dan bisa memperbaiki apa yang mereka lakukan berdasar hasil yang mereka dapatkan.
- HIP membuka peluang bagi mahasiswa untuk melakukan refleksi tentang siapa dirinya, bagaimana nilai-nilai sosial yang mereka miliki dan dampak sosial dari apa yang mereka lakukan. Dengan melakukan refleksi, mereka bisa menilai apa yang mereka lakukan dan bisa memahami dirinya sendiri dan hubungan antara diri mereka dengan masyarakat secara luas sehingga mereka bias melakukan tindakan maupun langkah-langkah intelektual untuk memperbaiki kondisi masyarakat yang bisa dipertanggung jawabkan secara moral.
- Melalui HIP, mahasiswa belajar tentang berbagai perspektif dan ide, terutama perspektif yang berbeda dari perspektif maupun pengalaman mereka. Hal ini diperoleh melalui interaksi langsung dan kerja sama dengan kelompok masyarakat yang berbeda dari mereka. Berdasarkan pengalaman ini mahasiswa kemudian secara aktif mendiskusikan ide dan perspektif yang mereka dapatkan dengan dosen, sesama mahasiswa, maupun anggota masyarakat. Dari hasil diskusi, mereka diharapkan bisa mensintesakan teori dan praktik yang mereka pelajari maupun mereka alami secara langsung. Oleh karena sifatnya yang intensif, HIP juga disebut sebagai sistem pembelajaran yang menggunakan pendekatan yang mendalam dan menghasilkan dampak positif bagi mahasiswa.
Sumber : Siti Kusujiarti (Department of Sociology, Warren Wilson Collage, NC)
No comments:
Post a Comment