Aliran Air dari Tanah ke Jaringan Pembuluh
Aliran air dari medium tanah ke
silinder pusat diketahui sebagai transport air sentripital. Ada beberapa
kemungkinan yaitu cara apoplas dan simplas. Apoplas terjadi terutama pada
jaringan akar yang masih muda yang sel endodermisnya belum mengalami penebalan
pita kaspari. Cara ini memegang peran utama pada akar muda. Tetapi bila
jaringan akar yang sudah tua yang sel endodermisnya sudah mengalami penebalan
pita kaspari, maka aliran air dengan cara apoplas akan terhalang dengan kuat.
Akibat dari ini maka akan terjadi peningkatan jumlah air dan bahan terlarut,
sehingga menimbulkan aliran balik yang keluar dari akar sebagai kebocoran
apoplas. Hal lain juga menimbulkan naiknya potensi air sehingga memungkinkan
terjadinya osmosis ke dalam sel dan dilanjutkan secara simplas menuju silinder pusat
atau ke jaringan pembuluh.
Terdapat sistem diurnal pada
mekanisme aliran air dari tanah-akar dan tanaman yaitu terjadinya proses
penyusutan dan pembengkakan akar. Pada keadaan transpirasi tinggi pada siang
hari, maka kecepatan aliran air dari akar ke bagian atas tanaman lebih tinggi
daripada penyerapan air oleh akar sehingga akan mengalami penyusutan dan
sebaliknya bila transpirasi menurun pada sore hari, kekurangan air pada siang
hari sebelumnya akan dipenuhi kembali sehingga akar membengkak/mengembang
kembali.
Aliran Air ke dalam
Xylem
Pembebasan air ke dalam xylem belum
sepenuhnya diketahui, diduga diatur secara osmosis dan berkaitan dengan
transport ion. Persoalannya apakah ion-ion tersebut disekresi secara aktif atau
pasif. Diduga bahwa sel parenkhim xylem
memegang peran penting dalam sekresi ion ke dalam pembuluh xylem. Sel metaxylem
berbatasan dengan sel parenkhim. Pada penebalan dinding sel metaxylem terdapat
lubang/pori, dan pada lubang tersebut antara sel parenkhim dan metaxylem hanya
dipisahkan oleh plasmolemma. Dipercaya bahwa sekresi ion dari parenkhim ke
metaxylem lewat pori tersebut.
Sekresi
ion ke dalam xylem menyebabkan turunnya potensi air dalam pembuluh xylem dan
menginduksi aliran air dalam xylem. Berbeda dengan sel normal pada umumnya, di
mana penyerapan air dibatasi oleh volume sel yang bersangkutan, di xylem tidak
ada pembatasan penyerapan air, akibatnya akan meningkatkan tekanan hidrostatik,
sehingga air akan bergerak ke atas, tidak bergerak ke bawah karena ke bawah
belum terbentuk pembuluh xylem karena berakhir pada sel prokambium yang masih
aktif membelah.
Transport
Lewat Xylem
Kecepatan
transport air sepanjang pembuluh xylem ke arah bagian atas tanaman relatif
tinggi, berakibat pada kecepatan translokasi bahan-bahan terlarut dalam cairan
xylem. Kecepatan aliran melintas akar (Short
Distance Transport) dan di dalam pembuluh xylem (Long Distance Transport) ditentukan oleh tekanan akar dan kecepatan
transpirasi, meningkatnya transpirasi juga meningkatkan penyerapan dan
translokasi elemen mineral di dalam xylem. Ion
anorganik yang disekresikan ke dalam pembuluh xylem, kemudian dengan cepat
ditransport ke bagian atas tanaman. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara : P
(32) label yang diberikan lewat akar segera dapat dideteksi pada bagian atas
tanaman dalam waktu yang singkat. Juga dapat dibuktikan bahwa transport utama
pada pembuluh xylem menuju ke atas, walau ada juga aliran secara lateral menuju
sel-sel yang berdekatan, bahkan secara radial hingga di pembuluh floem.
Mekanisme
transport bahan terlarut dalam cairan xylem ini yang menonjol adalah secara
aliran massa ( ion-ion K+, NO3-, Ca++
) yang biasanya cukup tinggi di dalam cairan xylem, kation divalen biasanya
diadsorbsi oleh permukaan dinding sel dan dipertukarkan dengan kation lain. Khusus
Nitrogen ditransport dalam xylem dalam bentuk NO3-, NH4+
dan asam amino. Proporsi Nitrogen organik lebih tergantung pada potensi enzim
reduktase nitrat (NR) di akar. Asam amino yang banyak dijumpai dalam cairan
xylem ialah glutamin dan asparagin dan juga prekusornya glutamat dan aspartat.
Pada spesies tanaman leguminoceae, senyawa nitrogen lain ialah ureida (
allantoin dan asam allantoat ). Asam amino arginin diabsorbsi secara cepat oleh
jaringan batang untuk disimpan, sedang aspartat dan glutamat diabsorbsi kuat
oleh semua bagian dan selanjutnya ditransport ke daun untuk sintesis protein
atau dipindahkan ke floem dan dikirim ke luar daun. Keberadaan asam amino di
dalam cairan xylem ini tergantung juga umur fisiologis jaringan tanaman yang
bersangkutan.
Beberapa
nutrien anorganik dapat diserap cepat dari sel yang berdekatan ke pembuluh
xylem yang selanjutnya ditransport sepanjang xylem misal : NO3-,
H2PO4-, K+ dan disisi lain ada
nutrien yang diserap lambat dari xylem ke sel sekitar, nutrien ini selanjutnya
ditranslokasikan ke pucuk dan tepi daun, dan dalam beberapa kejadian dapat
menimbulkan gejala seperti kebakaran pucuk.
Tekanan Akar
Di
atas telah disinggung bagaimana mekanisme tekanan akar. Mekanisme tekanan akar
ini dapat ditunjukkan adanya eksudasi cairan pada suatu tanaman yang dipotong
pucuknya. Laju eksudasi ini sangat tergantung dari kondisi metabolisme umumnya,
misalnya suasana anaerob. Ananerob akan menurunkan eksudasi dan akan menekan
metabolisme yang diperlukan sebagai mediasi penyerapan ion. Juga dipengaruhi
oleh adanya ion tertentu dalam larutan nutrien, misal : eksudasi tertinggi bila
KCl diberikan dalam larutan eksternal, sehingga K+ dan Cl-
diserap dengan cepat. Eksudat terendah bila larutan eksternal berupa air murni.
Pada
tanaman muda, kontribusi tekanan akar terhadap translokasi bahan organik dan
anorganik terlarut dapat dilihat bila transpirasinya rendah, misal peristiwa
gutasi pada pagi hari, di mana suhu rendah dan transpirasi rendah. Gutasi
mengindikasikan betapa intensifnya metabolisme dan tingginya tekanan akar. Penyerapan
nutrien (air dan ion terlarut) ke dalam jaringan pembuluh akan meningkatkan
kepekatan, pada sel umumnya akan meningkatkan turgor, tetapi pada jaringan
pembuluh yang dinding selnya mengalami penebalan akan meningkatkan tekanan
hidrostatik dan air akan mengalir ke atas.
Penyerapan Daun
Tekanan
akar dan daya kapileritas masih terlalu lemah dalam upaya transport air
melewati xylem ke bagian atas tanaman, terutama pada tanaman dengan ketinggian
yang cukup (hampir mencapai 100 m). Air dalam medium tanah berhubungan dengan
air dalam jaringan tanaman dan batas permukaan daun-atmosfer. Kesinambungan
fasa air dan larutan tanah-tanaman-atmosfer ini disebut kesinambungan tanah-tanaman-atmosfer
(soil plant atmosphere continue).
Antara molekul-molekul air ini dihubungkan oleh daya kohesif. Pada
permukaan daun, air berada pada kanal-kanal halus dan ruang antar sel di
stomata. Bila berlangsung evaporasi, daya kapileritas dan sifat kohesif dari
air memungkinkan terjadi aliran air melewati tanaman menggantikan air yang
hilang di permukaan daun akibat evaporasi. Konsep aliran air dari larutan tanah
ke akar tanaman sampai terjadi evaporasi di permukaan daun ini disebut sebagai hipotesis kohesi. Kecepatan
evaporasi dari permukaan daun ini meningkat dengan lebih tingginya temperatur
bila potensi air di atmosfer rendah. Proses evaporasi seperti dijelaskan di ats
disebut transpirasi. Hal ini akan
menimbulkan desakan tegangan atau sedotan pada saluran xylem, tegangan ini akan
lebih tinggi di bawah kondisi transpirasi yang cepat atau tersedianya air yang
rendah di medium akar.
Jaringan
xylem memiliki perlengkapan yang baik agar tidak terpengaruh oleh pengaruh
penyedotan air atau lebih tepatnya pengurangan air di saluran xylem. Elemen
kayu dari dinding sel pembuluh xylem bersifat kaku yang dapat mencegah besarnya
tekanan oleh sel yang berdekatan. Bila tidak demikian, maka sangat besar
penurunan tekanan hidrostatik pada sel xylem yang berakibat retaknya tempat air
dan terhalangnya aliran transpirasi oleh gelembung udara. Resistensi
aliran air sepanjang pembuluh xylem relatif rendah. Dinding sel xylem adalah
permeabel terhadap molekul air. Beberapa air imbibisi ke dalam dinding sel dan
ruang antar sel berdekatan. Serapan air oleh sel yang bersebelahan dapat
terjadi secara osmosis. Resistensi terhadap aliran air dalam dinding sel xylem
lebih tinggi daripada pembuluh xylem sehingga aliran air secara lateral dalam
jaringan lebih rendah daripada translokasi ke atas.
Membuka – Menutupnya Stomata
Sebagian
besar proses transpirasi pada tanaman lewat stomata, stomata bagian terbesar
berada pada permukaan bawah daun yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas
antara yang ada dalam jaringan daun dan di udara. Lubang stomata ini merupakan
jalan utama untuk transpirasi, mengingat epidermis bawah dan atas dilapisi oleh
lilin sebagai lapisan kutikula yang mengandung bahan lemak dan merupakan
penghalang untuk transpirasi.Membuka
dan menutupnya stomata penting bagi proses asimilasi CO2 dan juga
keseimbangan air dalam tanaman. Membuka menutupnya stomata tergantung pada
perubahan turgor sel penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan
stomata membuka sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan stomata menutup.
Suatu
penelitian menunjukkan bahwa turgor sel penjaga berkaitan dengan metabolisme
penyerapan ion, terutama K+. Meningkatnya konsentrasi K+
pada sel penjaga, stomata membuka lebih lebar sebaliknya ketika menutup tidak
terjadi akumulasi K+.Mekanisme
membuka menutupnya stomata terutama tergantung pada akumulasi K+
pada sel stomata dan bukan semata-mata oleh adanya hidrolisa amilum menjadi
gula sebagaimana dipercaya selama ini, hidrolisa amilum ini hanya faktor
sekunder.Untuk akumulasi K+ ini
disediakan sebagian oleh vakuola sel lateral dan sebagian lagi oleh sel
epidermis. Akumulasi K+ ini akan berbalik bila stomata menutup,
yaitu K+ berakumulasi di sel epidermis. Tidak ada perbedaan electro
potential yang menyolok antara setiap sel epidermis dan bagaimanapun keadaan
stomata, K+ ditransport secara aktif dan ketika stomata membuka atau
menutup memerlukan energi.
Temperatur yang tinggi juga
mengakibatkan stomata menutup. Hal ini terkait dengan meningkatnya respirasi
dan meningkatnya CO2 dalam kantong stomata. Temperatur yang tinggi
berkaitan dengan konsumsi air yang tinggi. Stomata menutup untuk mencegah
kehilangan air yang berlebihan. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata secara
efisien dengan mengatur keseimbangan air dalam tanaman. Fitohormon sitokinin
juga berpengaruh terhadap membukanya stomata sedang ABA kebalikannya.
No comments:
Post a Comment