Keberhasilan usaha ternak ditentukan oleh tiga faktor utama, yaitu Tata laksana pemeliharaan ( Management ), tata laksana pemilihan bibit (Breeding) dan tata laksana pemberian pakan (feeding). Jika salah satu dari ketiga faktor tersebut tidak dilaksanakan dengan baik maka hasil optimal yang diharapkan dalam usaha ternak tidak tercapai..
Salah satu aspek dalam tata laksana pemeliharaan ternak ayam adalah menjaga kebersihan lingkungan di dalam maupun di sekitar kandang. Masalah kebersihan dalam pemeliharaan ternak ayam ras baik jenis petelur (layer) maupun jenis pedaging (Broiler) harus mendapat perhatian yang sangat serius, karena bibit penyakit umumnya berkembang pada tempat-tempat kotor.
Salah satu faktor pemeliharaan ayam yang kadang tidak mendapat perhatian serius para peternak pemula adalah masalah kotoran ayam, padahal kotoran ayam tersebut bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan dari ayam yang dipelihara, karena selain dijadikan tempat berkembang biaknya beberapa mikroorganisma patogen juga dapat menghasilkan berbagai macam gas antara lain adalah amonia.
Amonia, bagi peternak ayam yang berpengalaman sudah tidak asing lagi, tetapi bagi peternak ayam pemula atau yang belum berpengalaman dalam hal beternak ayam tentu akan menimbulkan pertanyaan. Amonia itu apa dan apa hubungan antara amonia dengan usaha ternaknya. Amnonia merupakan sejenis gas dengan rumus kimia NH3, tak berwarna, berbau tajam dan dapat merangsang mata sehingga terasa pedih. Amonia yang terdapat dalam kandang ayam, merupakan hasil dari proses pembusukan yang timbul dari bahan-bahan dalam kotoran, apalagi bila kotoran menggunung, maka proses pembusukan tersebut akan berjalan semakin hebat dengan interaksi temperatur dan kelembaban yang melebihi batas. Selain itu, tingkat kepadatan kandang yang terlalu tinggi, penggunaan bahan litter bekas dan tata laksana pemeliharaan yang kurang baik, juga merupakan hal-hal yang dapat membantu meningkatkan kadar amonia udara dalam kandang. Kadar amonia dalam kandang sebaiknya tidak lebih dari 0,002% atau 20 ppm.
Efek kadar amonia yang terlalu tinggi terhadap ayam petelur cukup merugikan, demikian pula terhadap pertumbuhan ayam pedaging (broiler). Sebagian besar peternak ayam broiler umumnya memiliki cukup pengalaman menaksir tingginya kadar amonia udara dalam kandang. Rasa pedih pada mata dan hidung mudah dikenali sebagai gejala serangan amonia. Pada pemeliharaan ayam pedaging (broiler) tingginya kadar ammoniak dalam udara dapat mempengaruhi bobot badan akhir yang dicapai, konversi makanan dan kualitas karkas atau nilai karkas (grade) setelah ayam dipotong.
Efek Terhadap Bobot Badan dan Konversi Makanan.
Bobot badan yang ideal bagi ayam pedaging pada umur 8 minggu adalah 1,8 – 1,9 kg, dengan angka konversi makanan sekitar 1,9 – 1,98. Hal itu dapat tercapai dalam kondisi pemeliharaan yang baik. Namun bila kandungan amonia dalam kandang melebihi ambang batas maksimal, akan menghambat pencapaian hasil seperti yang disebutkan di atas. Semakin meningkat kadar amonia di udara semakin rendah bobot badab akhir dan akan semakin besar pula konversi makanannya. Sebaliknya bila keadaan kadar amonia di udara sangat minim, maka kecapatan pertumbuhan, bobot badan akhir dan angka konversi makanan akan baik.
Tabel 1. Efek Amonia terhadap Bobot Badan Akhir dan Konversi Makanan.
Kadar Amonia ( ppm ) | Bobot Badan Akhir ( kg ) | Konversi Makanan |
0 | 1, 926 | 1,90 |
25 | 1,890 | 1,94 |
50 | 1,818 | 1,98 |
No comments:
Post a Comment