Arti Perubahan
Untuk dapat memenuhi keinginan untuk meneruskan kelangsungan hidup dan peningkatan kesejahteraan, maka sasaran harus mau melakukan perubahan kebudayaan. Kemunduran kesejahteraan atau taraf hidup dapat terjadi karena bencana alam, kemerosotan moral manusia, penurunan sumber daya [ seperti hilangnya hutan fungsional, keringnya mata air, larutnya lapisan atas tanah, berkurangnya kesuburan tanah, dst,], penularan penyakit dan pertambahan penduduk yang tidak terkendali.
Perubahan kebudayaan disebabkan antara lain oleh penemuan-penemuan baru , baik dari dalam maupun dari luar masyarakat itu sendiri, dan penyebarannya dapat cepat atau lambat ke seluruh lapisan masyarakat. Penemuan baru itu adalah kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur dari unsur-unsur yang sudah ada.
Perbedaan kecepatan penyebaran atau penerimaan penemuan baru disebabkan oleh perbedaan kematangan masyarakat untuk menerima [reseptivitas] perubahan. Derajat reseptivitas tergantung pada tingkat pendidikan, adat istiadat, kontak sosial, kebutuhan yang dirasakan, teknologi, susunan [ pengelompokkan dan pelapisan ] masyarakat, perspektif ekonomi, dan lain-lain.
Penerimaan perubahan oleh suatu masyarakat dapat dipercepat secara teratur dengan berbagai cara, antara lain :
1. Peniruan (Imitation), misalnya demonstrasi atau percontohan, karena petani lebih mudah meniru temannya sedesa yang berhasil.
2. Pendidikan, yaitu usaha mengadakan perubahan perilaku manusia secara teratur sejak lahir sampai mati.
3. Pembujukan (persuasion), yaitu usaha merubah perilaku dengan janji imbalan jasa atau dengan pemberian bantuan. – cepat adopsi cepat hilang bila bantuan dihentikan.
4. Propaganda, yaitu usaha merubah perilaku dengan mempengaruhi emosinya, sehingga sasaran akan memihak golongan propaganda itu. – iklan, kekuasaan politik, agama, ketenaran sosial, dll.
5. Perintah, yaitu usaha mengatur perilaku orang lain berdasar kelebihan wewenang dari orang yang memerintah [ pemerintah ].
6. Paksaan, yaitu usaha mengatur perilaku orang lain berdasar kekuasaan yang dimiliki orang yang memaksa dan terkandung ada ancaman badan.
Yang dimaksud dengan perubahan (change) adalah setiap perbedaan yang dapat diamati dalam jangka waktu tertentu. Ada tiga macam perubahan, yaitu :
1. Perubahan pendidikan
2. Perubahan teknologi
3. Perubahan sosial
Di dalam penyuluhan pertanian perubahan yang terpenting adalah perubahan pendidikan, hal ini erat hubungannya dengan perubahan teknologi. Semua perubahan ini mengarah kepada perubahan sosial, yaitu hubungan manusia dengan manusia.
Secara spesifik dapat saja perubahan tersebut dimulai dari perubahan tertentu, tetapi secara umum biasanya dimulai dari perubahan pendidikan.
Contoh perubahan pendidikan, misalnya perubahan pengetahuan dan ketrampilan, sehingga orang lebih pandai dan lebih produktif.
Contoh perubahan teknologi, misalnya cara-cara teknik pertanian, dimana mula-mula tidak menggunakan pupuk kemudian menggunakan pupuk.
Contoh perubahan sosial, misalnya dalam pertemuan masyarakat desa dahulu hanya diikuti oleh laki-laki saja, tetapi sekarang perempuan juga sudah biasa turut menghadiri.
Ketiga perubahan tersebut pada kenyataannya sering terjadi tumpang tindih. Untuk mengadakan perubahan sosial saja sulit, tanpa adanya perubahan pendidikan dan teknologi.
Macam Perubahan.
Menurut prosesnya ada dua macam perubahan dalam masyarakat, yaitu :
1. Perubahan alamiah
2. Perubahan berencana.
1. Perubahan Alamiah
Perubahan alamiah dapat bersifat evolusioner maupun revolusioner. Perubahan evolusioner adalah perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan (jangka waktu lama), misalnya pertambahan manusia dan proses adaptasi. Perubahan revolusioner adalah perubahan yang terjadi secara cepat, misalnya perubahan karena bencana alam (gempa vulkanik atau tektonik).
2. Perubahan Berencana
Perubahan berencana (planned change) adalah perubahan yang dikehendaki. Misalnya perubahan yang dicapai melalui program pendidikan, diharapkan perubahan ini cepat. Di dalam perubahan berencana, yang sangat penting adalah dimensi waktu. Perubahan dapat cepat terjadi sesuai dengan tujuan dan kebutuhan. Misalnya penerangan panca usaha pertanian secara lambat akan diketahui oleh masyarakat tani tetapi dengan melalui program BIMAS pengetrapannya dapat lebih cepat dan lebih meluas.
Sistem pendidikan formal dan non formal merupakan perubahan yang berencana, sedangkan sistem pendidikan informal merupakan perubahan secara alamiah. Dengan perubahan berencana sangat dipikirkan, dapat menanggulangi perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki.
Mengenai perubahan berencana ini terdapat beberapa konsep. Salah satu konsep yang penting adalah model hubungan antara “change agent” dengan “client system”. Change agent (agen perubah) adalah orang yang membawa perubahan. Ia sebagai pemrakarsa atau membawa gagasan sesuatu yang baru dan sebagai penggerak untuk mencapai atau menuju perubahan.
Client system (sistem klien) adalah kelompok-kelompok orang yang akan menerima perubahan atau yang akan mengadopsi perubahan atau kelompok orang-orang yang menjadi target penyuluhan dalam perubahan.
Hubungan antara change agent dengan client system terlihat dari adanya beberapa sistem saluran dengan 4 macam sasaran :
1. Sasaran individu dari client system, dimana personality merupakan suatu sistem dari kumpulan sifat-sifat yang dimiliki seseorang
2. Kelompok kecil, dengan pendekatan yang masih secara face to face di dalam group yang masih saling mengenal. Misalnya petani padi, petani tebu, nelayan, kelompok-kelompok ini merupakan kelompok tidak formil.
3. Organisasi-organisasi yang sifatnya lebih formil yang mempunyai nama organisasi, ikatannya nyata. Misalnya Ikatan peternak-peternak sapi Bandung selatan, HKTI,
4. Masyarakat sebagai client system secara keseluruhan.
Perubahan berencana akan terjadi kalau terjadi hubungan antara client system dengan change agent. Dalam kegiatan penyuluhan pertanian harus dapat ditentukan siapa saja yang menjadi sasaran. Hal ini penting guna menetapkan metoda pendekatan mana yang paling efektif. Agar lebih efektif, biasanya dipergunakan kombinasi segala sistem. Perubahan kelompok, perubahan organisasi, perubahan masyarakat tergantung dari perubahan-perubahan individu di dalamnya. Hubungan penyuluh sebagai change agent dan sasaran sebagai client system harus dibina agar terjadi perubahan yang berencana.
Perubahan tersebut dapat terjadi secara strukturil atau secara perubahan proses:
1. Perubahan Strukturil, yaitu perubahan-perubahan yang menyangkut perubahan di dalam sistem itu sediri, yang secara hakiki yang fundamental (yang pokok)
2. Perubahan proses, yaitu merupakan perubahan bentuk saja. Misalnya dahulu menggunakan endrin, kemudian menggunakan basudin, atau dahulu menggunkan bibit unggul PB-5 lalu gunakan IR-64.
Di dalam kegiatan penyuluhan, perubahan proses akan lebih mudah daripada perubahan strukturil. Dalam hal ini penyuluh harus hati-hati dalam melaksanakan suatu sistem perubahan, jangan sampai mematikan ide-ide petani atau masyarakat yang baik.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan.
Perubahan tergantung pada jenis kekuatan yang ada pada hubungan antara change agent dan client system. Jenis kekuatan yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah :
1. Kekuatan Pendorong (motivational forces)
merupakan kekuatan yang menimbulkan motivasi untuk terjadinya perubahan. Kekuatan ini dapat bersumber pada macam-macam hal, yaitu :
a. karena rasa tidak puas terhadap situasi pada saat ini
b. karena adanya kesadaran akan adanya kekurangan
c. tekanan dari luar (dari pihak lain), misalnya karena adanya persaingan dalam pasaran, dimana pengusaha berusaha seefektif mungkin. Juga dapat berupa tekanan-tekanan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, atau adanya sanksi dari peraturan-peraturan.
d. Adanya kebutuhan yang timbul dari dalam dirinya sendiri.
2. Kekuatan Penghambat (Resistance forces)
Kekuatan ini merupakan segala aspek dalam lingkungan sosial yg dapat mengurangi kemampuan client system untuk mengadakan perubahan. Kekuatan ini bersumber dari :
a. Sifat menentang secara umum, dimana orang-orang tidak menghendaki perubahan; tidak peduli siapa yang akan merubah dan apa yang akan dirubah, karena merasa ketakutan untuk gagal atau karena ketidak-tahuan.
b. Pandangan terhadap suatu perubahan secara spesifik. Misalnya, rakyat sudah tahu mengenai kegunaan protein hewani, tetapi tidak suka terhadap susu tepung dan hanya suka terhadap penggunaan telur. (daging kelinci).
c. Karena puas dengan keadaan yang ada sekarang. Kadang-kadang hal ini justru keluar dari orang-orang yang telah mantap kehidupannya, yang biasanya didengar pendapatnya dan berpengaruh.
d. Karena kurang baiknya hubungan dengan sumber perubahan. Misalnya, ada orang atau pihak tertentu yang tidak senang terhadap perubahan, karena idenya datang dari pihak lain dan bukan dari dirinya sendiri.
e. Karena kurangnya modal/biaya/fasilitas yang diperlukan untuk perubahan itu.
3. Kekuatan Pengganggu (Interference forces)
Kekuatan ini sifatnya memperlambat perubahan. Kekuatan ini ada beberapa sumber :
a. Karena adanya kekuatan-kekuatan yang bersaing. Misalnya, dalam masyarakat terdapat bermacam-macam perubahan, sehingga terjadi persaingan dalam penggunaan sarana, padahal fasilitas terbatas, sehingga perlu memilih salah satu.
b. karena kompleksitas/kesulitan inovasi
c. karena kurangnya resources yang diperlukan, termasuk kurangnya tenaga penyuluh atau kurangnya permintaan dari pasaran.
Proses perubahan mempunyai fase-fase yang perlu dibuat untuk menyederhanakan pelaksanaan. Fase-fase tersebut adalah :
1. Masyarakat yang akan dirubah harus menyadari tentang perlunya bantuan dari luar.
2. Membuat suasana saling memerlukan antara change agent dengan client system dalam mencapai tujuan.
3. Masalah dan kegunaan perubahan harus dipahami oleh client system
4. Menemukan cara yang baik untuk dapat merubah keadaan dengan melihat masalahnya
5. Mencoba cara pemecahan tersebut
6. Bila berjasil, maka perubahan itu harus dapat terlembagakan atau terpolakan
7. Mencari masalah baru untuk dapat dipecahkan lagi, dan seterusnya.
Tahapan-tahapan Perubahan
Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan melakukan perubahan sesuai dengan tujuan yg telah direncanakan, maka tahapan perubahan harus diketahui, agar dapat disesuaikan dengan kegiatan apa yang tepat untuk tahapan tersebut. Secara sederhana tahapan perubahan ada 3 tahapan, yaitu :
1. Tahapan pencairan.
Pada dasarnya bagaimanapun progresifnya suatu masyarakat, selalu mempunyai kekuatan yang berusaha untuk mempertahankan yang telah ada, meski bagaimanapun kecilnya. Pada keadaan seperti ini yang perlu dilakukan adalah mencairkan agar supaya ada keinginan untuk merubah keadaan. Caranya kita pengaruhi pikirannya, bahwa masih banyak masalah-masalah yang perlu dipecahkan.
2. Tahapan Menggerakkan
Setelah proses pencairan, barulah kita dapat menggerakkan ke situasi baru.
Pada tahapan menggerakkan ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan, yaitu :
a. Mendiagnose dan menjelaskan masalah
b. Menyusun segala alternatif untuk memecahkan masalah
c. Memilih satu atau lebih alternatif
d. Menterjemahkan alternatif pada rencana kerja.
3. Tahapan Membekukan
Setelah berubah sampai pada keadaan baru, maka harus dibekukan agar supaya tidak berubah kembali ke keadaan yang lama.
No comments:
Post a Comment